Mohon tunggu...
FAJAR LINES
FAJAR LINES Mohon Tunggu... Konsultan - InfoNews

FAJAR LINES InfoNews

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Pahlawan

10 November 2022   10:54 Diperbarui: 10 November 2022   11:01 64
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

DIANTARA NILAI KEPAHLAWANAN, POLITIK IDENTITAS & PENGHALANGAN KEADILAN.

Oleh: A. Fajar Yulianto, SH.,MH., CTL.*

Jiwa dan Nilai kepahlawanan itu berupa keihklasan dan kerelaan berkorban untuk kepentingan bangsa dan negara. Sebuah relevansi kondisi nilai kepahlawanan dalam masa kekinian juga harus tetap ada tumbuh kembang dalam jiwa satu satunya yang mengaku  sebagai warga negara Indonesia.
Generasi muda sebuah subyek vital untuk kelangsungan marwah kewibawaan Bangsa tetap terjaga.


Bung Karno sang putra fajar selaku founding father Bangsa Indonesia juga tegas  telah berpesan "Bangsa yang besar adalah bangsa yang menghormati jasa pahlawannya".

Melalui peringatan Hari Pahlawan 10 Nopember Tahun 2022, merupakan keharusan kita untuk bahu membahu dengan penuh keikhlasan, kerelaan  dan rasa tanggung jawab serta penghormatan atas jasa dan pengorbanan para pahlawan.
Jiwa dan semangat para Pahlawan penjuang kemerdekaan memberikan kontribusi inspirasi untuk bangsa, tentu kontribusi kita sesuai kompetensi dan keahliannya masing masing.

Menjelang tahun 2024 sebuah tahun politik, angin sepoi sepoi diikuti dengan hawa panas mulai terasa, ada potensi ancaman disharmoni dan disintegrasi karena prilaku oknum Politikus yang menjalankan misi untuk kepentingan keuntungan mendulang suara di Pemilu 2024 dengan menebar isu isu primodial yaitu politik identitas. Walaupun sebenarnya politik identitas ini secara filosofi historis merupakan perjuangan kaum minoritas yang beraliansi  ingin terlepas dari penjajahan  dan perlakuan diskriminatif  dari penguasa. Namun dinamika berjalan politik identitas juga dapat di trapkan pada kelompok mayoritas.

Indonesia yang mayoritas beragama Islam, hal ini sangat strategis pagi para oknum pejuang  kepentingan yang mengatasnamakan politik untuk rakyat   memanfaatkan suara dari kantong kantong Islam untuk kepentingan pribadi menuju kursi. Hal ini dianggap baik dan dianggap sebagai pahlawan ketika mampu membawa aspirasi kepentingan yang belum terakomodir, namun proses penerapan politik identitas inilah yang sering dilakukan dengan penerapan managemen konflik, adu domba  dan pembenturan - pembenturan antar dan inter golongan / kelompok sehingga endingnya memunculkan diri seakan berjasa dalam keperpihakan pada kelompok itu. Hal demikian sehingga sangat pontensi terpecah belahnya umat dan mengancam persatuan dan kesatuan bangsa.

Sisi  lain dengan terbukanya  informasi yang dapat di akses melalui viralisasi Online ternyata terang benderang bagaimana prilaku oknum  orang orang berduit,  oknum pejabat, sampai oknum penegak hukum sendiri yang terlibat hukum menjalankan proses hukumnya dengan mengendalikan dan menyetir  Hukum Acara, atau yang lebih familier dengan penghalangan keadilan  (Obstruction of Justice) bagaimana kasus Irjen Ferdi Sambo dan kawan kawan yang terlibat untuk menyembunyikan, mengatur, menghilangkan menyetting dan mendesain penegakkan hukum akhir akhir ini, siapa menyelamatkan siapa merupakan dianggap  pahlawan bagi yang diuntungkan.

Dua hal, Politik identitas dan Penghalangan Keadilan (Obstruction of Justice) dapat berpotensi sangat besar untuk melunturkan jiwa kepahlawanan hingga berpotensi terpecah belahnya persatuan dan kesatuan dan semakin jauhnya nilai keadilan yang kita perjuangkan bersama dalam mempertahankan marwah Identitas Nasional.

Akhirnya sebagai generasi muda, generasi Penerus tugas utama kepada Bangsa adalah untuk mengisi kemerdekaan dengan kerelaan, keihklasan dan berani berkorban dalam rangka merekatkan tali persatuan dan kesatuan diantara anak bangsa, pentingnya penyadaran diri, kesadaran hukum untuk tidak melakukan prilaku prilaku  berbuat melawan hukum, memperkuat dalam wawasan kebangsaan  sehingga dapat terhindar dari perpecahan diantara anak bangsa.

Roh dan nilai kepahlawanan  itu ada pada rasa memiliki, rasa mencintai,  rasa menjaga dan rasa membangun negeri, sehingga cita cita  founding father para pendiri bangsa menuju masyarakat yang berkeadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia betul betul terwujud.

*Anggota OKK LDII

*Direktur YLBH Fajar Trilaksana

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun