Sebutan Baduy berawal dari sebutan para peneliti Belanda yang menyamakan mereka dengan kelompok Arab Badawi, yang hidupnya Nomaden. Kemungkinan lain adalah karena adanya gunung dan sungai Baduy yang ada di wilayah tersebut. Namun, mereka sendiri lebih suka menyebutnya sebagai 'Urang Kanekes'. Kepercayaan mereka adalah keturunan dari Batara Cikal, salahsatu dari dewa atau Batara yang di utus ke Bumi.
Kampung Baduy terbagi menjadi dua yaitu Baduy Dalam dsn Baduy Luar. Baduy luar saat ini diperkirakan ada 65 kampung Dan Baduy dalam.hanya ada 3 kampung. Jadi baduy luar merupakan benteng bagi baduy dalam yang memang masih memegang teguh adat dan budayanya. Adat budaya yang masih dipegang teguhÂ
1. SEBA. Semua warga Baduy akan keluar kampung untuk bertemu Bapak Gede. Jika di Kabupaten Lebak, Bapak Gedenya adalah Bupati. Jika ke Serang, Gubernur.Â
2. Kawalu. Adalah bulan suci bagi suku Baduy. Tradisi ini dilakukan selama 3 bulan setiap tahunnya. Dalam tiga bulan tersebut setiap.bulannya hanya diambil satu hari saja,. Jadi selama 3 bulan masa Kawalu hanya 3 hari mereka berpuasa.Â
3.Leuit Adalah lumbung padi masyarakat Baduy, yang padinya masih layak konsumsi hinggga 50 tahun.Â
4. Jaro. Jaro adalah kepala kampung Baduy. dan saya sudah beberapa kali bertemu dengan jaro. baik kp Kadu Keter, maupun kp CikeusikÂ
5. Pu'un Adalah Pemimpin Kampung warga baduy lainnya. Pu'un menjadi tempat bertanya bagi warga Baduy. kapan waktu bertanam, menjalankan hukum adat, dan juga sebagai dokter, serta menentukan kapan masuk waktu Kawalu.Â
6. Rumah adat Baduy. Terbagi menjadi tiga ruangan yaitu  A. Sosoro (bagian depan)  B. Tepas (bagian tengah)  C. Ipah (bagian belakang).
jika kawan berkenan bisa menonton ketika saya panen madu di BaduyÂ
Aymara.