Mohon tunggu...
Aymara Ramdani
Aymara Ramdani Mohon Tunggu... Administrasi - Orang yang hanya tahu, bahwa orang hidup jangan mengingkari hati nurani

Sebebas Camar Kau Berteriak Setabah Nelayan Menembus Badai Seiklas Karang Menunggu Ombak Seperti Lautan Engkau Bersikap Sang Petualangan Iwan Fals

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

From Narkopian to Banten

14 Januari 2019   19:04 Diperbarui: 14 Januari 2019   19:31 288
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

"Barangsiapa yang melewati harinya dengan perasaan aman dalam rumahnya, sehat badannya dan memiliki makanan untuk hari itu, maka seakan-akan ia telah memiliki dunia seisinya" (HR Tirmidzi)

Langit nampak murung seperti gelisah.

Angin bawa kabar tentang duka disana....hmhmhmhmhmhm

Lolong anjing malam bawa pertanda

alam bawa kisah unggas resah, beritakan....tangis

saat gelombang lahar (Laut-ed) hanyutkan ribuan manusia.

tanpa mau mengerti datang tepati janji

waktu seorang ibu belai mesra anaknya

gemuruh petaka singkirkan jeritan yang ada

batu-batu telanjang menari di nurani

hancurkan rumah-rumah

hancurkan kedamaian

Iwan Fals 

Tsunami yang mengguncang wilayah Pandeglang, Banten, Lampung, dan sekitarnya, Sabtu (22/12/2018). Yang begitu banyak mengakibatkan bangunan ambruk, warung-warung tepi pantai roboh, hingga meninmbulkan korban jiwa hingga ratusan jiwa ini membuat semua masyarakat seantero nusantara bergerak. Tak ketinggalan komunitas #narkopian. 

Komunitas yang begitu concern akan nilai-nilai budaya nusantara ini turut bergerak untuk setidaknya meringankan beban saudara kita di Banten sana. Segala kekuatan media sosial Narkopian bergerak kembali. Sebelumnya kami juga sudah bergerak untuk meringankan yang terdampak gempa bumi di Lombok. https://www.kompasiana.com/4ym4r4/5b6a5f77caf7db76e032b972/from-narkopian-to-lombok?page=all 

Kawan tahu, ketika keperdulian masih ada, masih hiduplah kehidupan kita bermasyarakat. Sungguh the unsung heroes para relawan ini. tanpa mereka, apalah pemerintah. relawan yang bergerak dengan panggilan nuraninya. dengan kemampuan yang dipunyai mereka bergerak. ada yang mempunyai keahlian pijat. 

Mereka datang untuk memijat para relawan yang mengangkat baik makanan atau pun barang-barang yang besar. mereka yang mampu membuat suasana batin anak-anak bergemberi dengan dongengnya bergerak. bercerita dan mendongeng untuk setidaknya memulihkan masa kanak-kanaknya. dialah the Unsong Heros. ku buatkan kopi untuk mu para relawan, kawan. srupuuut 

Kami kumpulkan pundi-pundi rupiah dari anggota komunitas kami. Sekali lagi, walau tidak banyak nilainya, namun nilai yang tertinggi dari kemanusian adalah kepedulian kita sebagai manusia. Dan memanusiakan manusia adalah hal yang paling utama. Angkatlah harga diri seorang manusia, maka sudah pasti manusia itu muncul kepercayaan dirinya. Berilah makan kepada orang yang kelaparan niscaya kau akan mendapatakan hikmah yang luar biasa. Jenguklah orang sakit, maka kau akan selalu ingat akan kesehatan. Dan pinjamin orang lain uang yang berhutang maka dimudahkan kita dari kesulitan.

Aku tergerak untuk perduli kepada sesama manusia, teringat dari syair Gus Mus yang di nyanyikan oleh Maestro Balada Indonesia Iwan Fals. "Aku menyayangimu karena kau manusia". "Aku akan tetap menyayangimu karena aku manusia".

Aku meluncur ke Cilegon untuk memberikan amanah dari anggota narkopian. Di Cilegon aku disambut oleh Mboiy Nyot dan Kang Tege.  setelah bertemu dan ngopi tak ketinggalan, kami membuat rencana bagaimana tehnis pembagian bantuan dari narkopian ini. Kami hunting sejenak di media sosial. Terpampanglah komunitas 1.000 guru yang mempunyai Posko di Labuan, Banten. Kami langsung mengontak tim relawan 1.000 guru. Dapatlah no kontak relawan 1.000 guru Kang Ahmad Suhaemi. Kami koordinasi dan membuat janji untuk bertemu. Waktu ditentukan dan tenpat sudah diberikan. kami siap untuk menyalurkan bantuan ke sana.

Narkopian tak ketinggalan. Selesai dan aku menuju ke rumah mboiy nyot dan kang tege balik ke rumahnya untuk esoknya akan mulai bergerak untuk ke Posko 1.000 guru di labuan.

Jam 09.15 motor kami bergerak. Kota cilegon aku lewati. Tampak cerobong asap pabrik berlomba ludahi langit. Pabrik-pabrik besar tergambar jelas. Dan truck tronton berlalu lalang yang harus kami lewati. Pasar kami lalui juga. Akhirnya kami susuri pantai Carita. Bekas-bekas bangunan yang terhempas gleombang tsunami masih teronggok, pun dengan kontainer yang ada pinggir jalan. 

Carita kami lewati, sekarang Pantai Anyer aku susuri. Begitu jelas sisa-sisa bangunan , baik villa, rumah, dan warung-warung hancur akibat dahsyatnya terjangan gelombang tsunami ini. Pantai dan Villa Sambolo ada yang begitu parah terdampak. Namun aku inget, Villa Sambolo, tempat #narkopian mengadakan ulang tahun disana, masih tetap utuh. Anyer kami lewati. Kami susuir lagi daerah Caringin menuju Labuan. Menggunakan google maps aku cri posko 1.000 guru dan alhamdulillah. Posko ini masih berantakan dengan bantuan-bantuan dari para donatur yang sangat baik ini. Baju-baju layak pakai yang paling banyak disana. "Assalamualaikum, ucapku. Kang Emi yang masih dimotornya langusng berjabat tangan. Dan aku katakan niatku ini.

Kami dipersilahkan masuk dan duduk. Dengan seksama mengalir deraslah cerita dari mulut Kang Emi mengenai kejadian yang baru saja diaalaminya. Begitu banyak hal-hal yang luar biasa yang dialkukan oleh Kang Suhaemi ini, dengan membagiakn sembako pada dini hari, turun langsung ke lokasi banjir dan hal-hal positif lainnya, namun masih saja ada orang-orang yang berfikiran picik terhadapnya. 

Ada saja orang-orang yang suka dengan apa yang dilakukannya. Padahal ia bercerita kepadaku, apa yangdialkukannya adalah lillahi taala atau hanya sekadar untuk membantu dan meringankan beban yang menghimpt masyarakat yang terkena musibah ini. Hai para netizen, jika kalian nyinyir saja bisanya tanpa actioan, yang kalian lakukan adalah menciptakan energi negatif kepada tubuh MANUSIA lainnya. STOP NYINYIR, apapun itu.

dokpri
dokpri
Setelah cukup berbicara tentang pengalamannya. Kami menyerahkan secara simbolis sekarung beras dan sekantong plastik sembako. Dan juga kami menitipkan sedikit uang untuk dibelikan kebutuhan sekolah tau apa yang dibutuhkan disana.

Kami pamit untuk mengunjungi kawan kami di Tanjung Lesung yang kabarnya terkena dampak sedikit akibat gelombang ini.

To be bersambung untuk cerita di Tanjung Lesung

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun