Mohon tunggu...
Aymara Ramdani
Aymara Ramdani Mohon Tunggu... Administrasi - Orang yang hanya tahu, bahwa orang hidup jangan mengingkari hati nurani

Sebebas Camar Kau Berteriak Setabah Nelayan Menembus Badai Seiklas Karang Menunggu Ombak Seperti Lautan Engkau Bersikap Sang Petualangan Iwan Fals

Selanjutnya

Tutup

Kurma

Ramadan Bulan Cinta dari Islam Cinta

6 Juni 2018   14:08 Diperbarui: 6 Juni 2018   14:22 442
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Gerakan Islam Cinta

Pada tahun 2012 di Jakarta 40 orang mendeklarasikan Gerakan Islam Cinta (GIC) sebagai respons kaum Muslim moderat terhadap fenomena intoleransi dan radikalisme yang mengatasnamakan agama. GIC terbuka bagi siapapun yang percaya bahwa Islam adalah agama cinta (rahmah), damai (salam) dan welas asih.

40 orang tersebut kami berinisiatif untuk mendirikan sebuah organisasi yang kami sebut sebagai Gerakan Islam Cinta (GIC). Sengaja dipergunakan kata Gerakan untuk menegaskan niat bahwa, betapapun akan menjadikan cinta sebagai basis setiap kegiatannya, organisasi ini akan bersikap aktif dalam melancarkan upaya-upaya, baik dalam mewujudkan pergeseran paradigma dalam memahami dan menghayati Islam, maupun dalam mengambil langkah-langkah mewujudkan cinta-kasih dalam kehidupan kemasyarakatan, khususnya di negeri kita.

Islam Cinta dalam kampanyenya selalu mengadakan festival-festival, Gerkan Islam juga merubah kata festival menjadi peacetival. Event tersebut banyak sekali pengunjungnya dan jadi ajang untuk memberikan pemahaman tentang makna hakiki tentang apa itu CINTA.

Dalam salah satu potongan sabda Nabi, yang dikutip oleh Imam Ghazali di dalam Ihya', dikatakan bahwa: "Cinta adalah asas (ajaran agama)-ku."Dalam al-Qur'an sendiri terdapat lebih dari 20 (dua puluh) kata yang maknanya termasuk sebagai salah satu rumpun makna cinta. Dan tak kurang dari salah satu Imam yang juga cucu sang Nabi, Imam Ja'far al-Shadiq, yang mengatakan: "Apalagi agama itu kalau bukan cinta?!...Agama itu cinta dan cinta itu agama."

Nah, berkait dengan Bulan Ramadan ini, Gerakan Islam Cinta mengadakan sebuah program yaitu "Ramadan Bulan Cinta" dengan dua buah agenda yaitu pertama, Tadarus Buku Islam Cinta IX yang membedah buku Islam Mengasihi Bukan Membenci Karya Nurul Maarif dan yang kedua adalah Pentas Puisi Karya Jalaluddin Rumi dari buku Pak Haidar Bagir yang berjudul Belajar Hidup Dari Rumi.Peserta yang datang dalam acara tersebut begitu antusias. rata-rata yang hadir adalah para Mahasiswa dari berbagai kampus, antara lain dai UIN Jakarta dan STF Sadra.  

Dalam kesempatan tersebut banyak para mahasiswa yang melihat dari kacamata mereka bahwa, "Kok Islam yang sekarang ini tampil dengan wajah yang keras, tidak mencerminkan islam yang welas asihnya. Nah melalui Tadarus buku ini, banyak sekali manfaat yang di dapatkan oleh para peserta. bahwa masih ada secercah harapan akan tampilnya wajah Islam yang Welas Asih. 

(Dok. Pribadi)
(Dok. Pribadi)
Pun dengan acara pentas Puisi Islam Cinta, hampir semua penampil puisi tersebut juga mempunyai motivasi ingin menyebarkan islam yang damai, memberikan virus Cinta. karena Rumi udah lewat sekat agama. Puisi Rumi sudah masuk secara universal ke dalam semua ajaran agama. Jalaluddin Rumi (1207-1273) adalah penyair sufi Persia, salah satu yang mewakili puncak tertinggi khazanah sastra Islam.

"Orang suci" dari Timur ini---yang sejak bocah diramalkan oleh Fariduddin Attar akan menjadi orang masyhur yang akan menyalakan api gairah ketuhanan ke seluruh dunia---oleh Unesco digambarkan sebagai  "seorang humanis, filosof, dan penyair besar milik semua umat manusia". Namanya memang melekat abadi di hati banyak warga dunia,  tak peduali apa pun agamanya, karena kemilau syair dan kandungannya yang menghunjam relung kesadaran.

Begitu dahsyatnya cinta sehingga -- seperti dikatakan kaum 'ulama' -- cinta meruntuhkan kesombongan dan membuat penderitanya tak segan merendahkan diri, merupakan sumber kekuatan dan pemusatan perhatian yang tak terbagi, melembutkan hati, menghilangkan pamrih pribadi, serta menjadikan orang dermawan dan penuh pemaafan. 

(Dok. Pribadi)
(Dok. Pribadi)
(Dok. Pribadi)
(Dok. Pribadi)
Puisi mulai di bacakan satu persatu, contoh puisi di bawah ini dibawakan begitu apik oleh Jamal, seorang mahasiswa Sadra

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kurma Selengkapnya
Lihat Kurma Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun