Beberapa hari menjelang lebaran bunga-bunga hias tiba-tiba saja jadi ratu di pasar-pasar di kampung halaman saya, Ungaran. Pasar yang tadinya hanya dipenuhi aneka kebutuhan sehari-hari tiba-tiba berubah menjadi warna warni. Wangi bunga mulai tercium di kanan kiri orang yang lewat.
Sedari subuh, penjual-penjual bunga ini sudah mulai menempati lapak dadakan mereka. Biasanya ada di area luar gedung, di emperan toko atau di pinggir-pinggir jalan tempat orang berlalu lalang. Dulu para penjual ini menjual bunga mawar untuk keperluan nyekar namun seiring berkembangnya jaman, kini mereka juga menjual aneka bunga-bunga hias segar yang cantik rupawan.
Muda-mudi menggemari bunga-bunga hias ini. Mereka memanfaatkan momen lebaran untuk mencari bunga yang menurut mereka cantik dan cocok untuk dijadikan hiasan lebaran.
Bunga-bunga yang dijual di pasar- pasar di daerah Kabupaten Semarang rata-rata berasa dari pasar Bunga Bandungan. Pasar ini buka terus setiap hari tapi 4 hari menjelang lebaran, pasar ini akan dibuka selama 24 jam non stop. Bahkan saya melihat ada beberapa pedagang yang sengaja membawa kasur atau bed untuk tidur di sana.
Tak hanya didatangi warga Bandungan, para pengunjung pasar ini datang dari berbagai daerah di kabupaten Semarang dan sekitarnya.
Vina misalnya, salah satu pengunjung mengaku berasal dari daerah Boja, kabupaten Kendal. Vina sengaja datang pagi dari Boja ke Bandungan hanya untuk berburu bunga. Ada juga Alin yang mengaku datang dari Banyubiru. Sebuah daerah yang bisa dibilang tidak jauh dari Bandungan. Keduanya menyempatkan waktu untuk berburu bunga di pasar Bandungan karena ragamnya lebih banyak dan harganya jauh lebih murah.
Dulunya pasar bunga ini berada di dekat pasar Bandungan yang kini menjadi alun-alun Bandungan. Meski dipindah lokasi namun beberapa pedagang mengaku kalau omzet mereka jauh lebih besar setelah di pindah ke lokasi yang baru. Seorang pedagang bahkan mengaku kalau dalam sehari ia bisa meraup omzet hingga 5 juta rupiah.
Bunga-bunga yang dipasarkan tidak hanya dihasilkan dari kebun-kebun di daerah Bandungan saja tapi juga dari luar kota. Bunga mawar misalnya, kebanyakan datang dari daerah Malang dan Bandung sementara bunga hortensia didatangkan dari Dieng.
Selain bunga-bunga hias, masih ada juga para penjual bunga mawar untuk keperluan nyekar. Harga di pasar ini tentu jauh lebih murah ketimbang harga di pasar dekat rumah. Hematnya bisa 2 kali lipat. Bunga krisan misalnya, jika di pasar biasa satu buket besar bisa sampai 60 hingga 70 ribu rupiah maka di pasar Bandungan hanya diberondol 30 hingga 35 ribu rupiah.
Bunga mawar menempati tahta termahal di antara bunga yang lain, satu buketnya mencapai 60 ribu rupiah, artinya di pasar biasa bisa dua kali lipatnya. Mungkin karena datangnya dari luar kota maka harganya sulit dibendung.
Dari semua bunga, beberapa penjual mengaku bunga mawar dan pikok menjadi paling best seller dan paling banyak dicari. Bunga pikok sendiri punya karakter yang manis dan unyu. Fungsinya sebagai pelengkap dan mempercantik bunga-bunga yang lain.