Mohon tunggu...
Ire Rosana Ullail
Ire Rosana Ullail Mohon Tunggu... Administrasi - irero

Content Writer | Sosial Budaya | Travel | Humaniora | Lifestyle | Bisnis | Sastra | Book Sniffer | Bibliophile | Bibliomania | Tsundoku | email : irerosana@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Trip Pilihan

Explore Rawamangun, dari Velodrome, Bakmie Tasik hingga Makam Pangeran Jayakarta

24 Februari 2020   16:15 Diperbarui: 26 Februari 2020   17:21 335
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Pangeran Jayakarta sebenarnya adalah sebutan gelar. Yang kami datangi saat itu adalah makam dari pangeran Ahmad Jakerta yang tak lain adalah pangeran Jayakarta ke 4. 

Pangeran Jayakarta pertama sendiri adalah Fatahillah atau kita lebih mengenalnya dengan nama falatehan. 

Sementara pangeran Jayakarta ke II adalah Tubagus Angke atau disebut dengan pangeran Gedeng Angke yang menikahi putri dari Fatahillah. 

Pangeran Jayakarta ke III sendiri adalah putra dari Tubagus Angke yang bernama Sungerasa Jayawikarta.

Makam pangeran Jayakarta ke 4 ini diresmikan oleh gubernur Ali Sadikin dan pada tahun 1999 melalui Perda DKI no. 9 makam ini ditetapkan sebagai cagar budaya. Menurut Sahroel, setiap malam jum'at makam tersebut akan dipadati para pengunjung baik dari dalam maupun luar Jakarta.

sumber : docpri
sumber : docpri
Salah satu fakta menarik dari makam ini adalah pernah disembunyikan selama kurang lebih dari 3 abad. Ketika saya konfirmasi kepada Sahroel rupanya kabar itu benar adanya. Memang dahulu ada larangan untuk menyebutkan mengenai letak makam pangeran Jayakarta. 

Menurut informasi yang ia dapat,  sesepuh dan anggota keluarga tidak boleh membocorkan letak makam Pangeran Jayakarta sebelum VOC hengkang dari Bumi Indonesia.

Maka dari itulah informasi mengenai makam tersebut baru diketahui publik pasca Indonesia merdeka. Pangeran Jayakarta memang terkenal gigih melakukan perlawanan terhadap VOC karena itulah VOC berusaha keras memburu pangeran Jayakarta hingga ke silsilah keluarganya.

Dengan berakhirnya cerita tentang Pangeran Ahmed Jakerta, berakhir pula perjalanan kami hari itu. Sebelum memutuskan untuk pulang ke rumah masing-masing, kami pun menyempatkan sejenak untuk berdoa bersama para peziarah yang lain di depan makam.

Rupanya banyak hal yang saya dapat hanya dalam waktu setengah hari, pengalaman baru, pengetahuan baru, teman baru. Senang sekali hari minggu saya berlalu dengan maksimal.


Salam.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Trip Selengkapnya
Lihat Trip Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun