Mohon tunggu...
Ire Rosana Ullail
Ire Rosana Ullail Mohon Tunggu... Administrasi - irero

Content Writer | Sosial Budaya | Travel | Humaniora | Lifestyle | Bisnis | Sastra | Book Sniffer | Bibliophile | Bibliomania | Tsundoku | email : irerosana@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Pilihan

Yakinkan Hal Ini Sebelum Mengiyakan Mantan yang Minta Balikan

10 Februari 2020   15:02 Diperbarui: 10 Februari 2020   15:32 335
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
sumber : drnortrup.com

"Tuku ketan neng prapatan, balikan ning mantan podo karo mangan jangan nget-ngetan,"

adalah sepenggal lirik lagu "jangan nget-ngetan" yang artinya kurang lebih, beli ketan di perempatan, kembali sama mantan sama saja dengan makan sayur yang sudah dihangatkan.

Lirik yang menggelitik, menyindir mereka yang masih mengharap bisa balikan dengan mantannya. Tentu yang dimaksud adalah jika masih banyak pilihan lain yang lebih menantang dan lebih baik mengapa harus balikan dengan mantan?!

Pada dasarnya, tidak ada salahnya balikan dengan mantan, hal ini dibuktikan oleh Rangga dan Cinta. Sempat putus dan terpisah selama 14 tahun, mereka akhirnya memutuskan untuk kembali saling menyayangi.  Sayangnya, realita hidup tidak semanis kisah Rangga dan Cinta.  Setiap hati memiliki kondisi yang berbeda-beda.

Dalam kondisi hati yang rentan, mantan yang mengajak balikan justru meresahkan. Pasalnya hati kita masih belum move on sepenuhnya. Dalam dunia kedokteran, dikala kondisi masih rentan pasca perawatan, maka dokter akan menyarankan pasien untuk lebih banyak beristirahat dan menghindari aktivitas yang berlebihan.

Begitu pula hati, belum bisa memulai lembaran baru pun melupakan luka yang lama. Dalam kondisi ini, lebih baik untuk tidak membuat suatu keputusan kalau tak mau nantinya malah jadi fatal. Sayangnya, kita hanya bisa mengatur hati sendiri tapi tidak dengan hati orang lain.

Tanpa tahu situasi dan kondisi, tiba-tiba saja mantan minta balikan. Tentunya itu menggangu fokus move on yang tengah dilakukan. Tidak sedikit hati yang tergiur untuk mengiyakan agar segera dapat menyudahi rasa sakit yang sebelumnya ditimbulkan. Tidak dipungkiri, sepotong hati yang rentan masih menyisakan rasa sayang yang sangat berpotensi untuk kembali merekah.

Di sisi lain, rasa sakit ketika patah hati masih juga membekas yang membuatnya enggan untuk menerima. Di kala itulah dilema muncul. Namun, setiap masalah pasti punya jalan keluar, seperti gelap pasti memiliki sisi terang. Lalu apa yang sebaiknya kita lakukan?

Pertama, jangan terburu-buru mengambil keputusan. Seringkali keputusan yang tergesa-gesa malah berbuah penyesalan. Dalam kondisi tergesa-gesa, kita tidak memberikan ruang untuk menenangkan diri maupun berpikir lebih lama. Keputusan yang diambil pastilah bersifat emosional dan bukan rasional. Setelah dipikir baik-baik bisa saja hasilnya berbeda.

Kedua, cinta haruslah rasional. Dalam kondisi patah hati, sebaiknya jangan menggunakan kalimat "cinta tak mengenal logika". Cinta yang sehat haruslah terukur demi keberlangsungannya. Cinta yang tak mengenal logika adalah cinta yang belum dewasa karena hanya menggunakan hati dan emosi saja.

Mungkin saja putusnya hubungan yang lalu juga disebabkan kita tidak rasional dalam memilih pasangan. Misalnya saja,  sudah tahu beda agama tapi masih mau menjalin hubungan dengannya. Jika ujung-ujungnya harus berakhir maka jangan menyalahkan perbedaan yang ada. Toh, sedari awal memang sudah beda, kitalah yang memilih untuk tetap melanjutkannya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun