Mohon tunggu...
Ire Rosana Ullail
Ire Rosana Ullail Mohon Tunggu... Administrasi - irero

Content Writer | Sosial Budaya | Travel | Humaniora | Lifestyle | Bisnis | Sastra | Book Sniffer | Bibliophile | Bibliomania | Tsundoku | email : irerosana@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Nature Artikel Utama

Menjajal Jalan Pagi ke Situ Rawa Kalong, Proyek Revitalisasi Senilai 29,5M

19 Januari 2020   20:58 Diperbarui: 20 Januari 2020   16:46 856
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sudah beberapa hari ini saya pulang ke Depok, menengok dan membersihkan rumah yang sudah lama tak disinggahi. Letaknya tak jauh dari Situ Rawakalong, sebuah rawa yang dahulu kala terkenal angker. 

Berpuluh tahun lalu, air di Rawakalong masih bersih dan bening. Makin ke sini airnya malah justru tercemar aneka limbah, mulai dari limbah pabrik, karamba, hingga sampah dari masyarakat sekitar.

Pagi sekali saya iseng mengajak suami berjalan santai mengelilingi Situ Rawakalong. Rupanya kondisinya sudah jauh berbeda dibanding sebelumnya. Dulu, hanya sekadar lewat saja saya harus menutup hidung karena aroma amis dan bau sampah yang ada di pinggir Situ. 

Kini aroma tak sedap sudah tak lagi tercium.

Udara pagi di Situ Rawakalong terasa segar. Saya pun tertarik untuk berhenti sejenak dan duduk-duduk di tepian Situ untuk menikmati suasana. Hanya beberapa menit berlalu, suasana hati sudah menjadi lebih tenang dan pikiran terasa lebih rileks.

Sebelum direvitalisasi, Situ Rawakalong dipenuhi Karamba Jaring Apung milik warga. Kini karamba sudah tak terlihat lagi. 

Beberapa sumber menyebut salah satu penyebab tercemarnya air Situ adalah sisa pakan dari budi daya karamba ikan. Warga sekitar pun sudah berhenti mengkonsumsi air tanah karena kualitasnya yang tidak layak konsumsi.

Situ Rawakalong sebelum revitalisasi/sumber : beritasatu.com
Situ Rawakalong sebelum revitalisasi/sumber : beritasatu.com
Proses revitalisasi masih berjalan dan belum selesai 100%, hal ini terlihat dari beberapa titik area yang masih belum rapi. 

Meski begitu, masyarakat sudah berantusias dan tidak sabar untuk menikmati suasana. Kebanyakan dari mereka datang untuk memancing, namun ada juga yang hanya sekadar duduk-duduk santai dan berselfie ria di sekitara Situ.

Kata "Situ" sendiri berasal dari Bahasa Sunda yang artinya "Telaga". Sementara disebut "Rawa Kalong" karena pada jaman dahulu, di sana terdapat sebuah pohon besar yang dihuni oleh para Kalong (kelelawar). Jadilah orang menyebut "Rawa Kalong."

Kota Depok memang terkenal dengan Situ-nya. Jumlah seluruhnya ada 26 namun, kini hanya tersisa 19, itu pun dengan aneka macam kondisi, ada yang baik, kurang baik, rusak serta ada juga yang tidak berfungsi. Situ Rawakalong adalah salah satu yang dianggap perlu direvitalisasi.

Sejak tahun 2018, Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil, berkeinginan untuk mengembangkan situ-situ yang ada di Depok menjadi sebuah destinasi wisata. Untuk Situ Rawakalong sendiri pemerintah provinsi Jawa Barat telah menganggarkan 29,5 miliar.

Revitalisasi dilakukan untuk mengembalikan fungsi utama Situ yaitu sebagai penyerap atau penampung air untuk mencegah banjir. 

Sangat disayangkan, sebelumnya ada 3 Situ yang telah beralih fungsi menjadi area pemukiman. Ketiga Situ tersebut antara lain Situ Pasir Putih, Krukut dan Ciming.

Adanya proyek revitalisasi ini tentunya patut untuk diapresiasi, pasalnya baru kali ini pemerintah memberikan perhatian besar terhadap keberadaan Situ-situ di Depok. 

Sebagai calon warga Depok saya berterima kasih dan bahagia sekali atas perhatian dari pemerintah. Apalagi dikedepannya saya akan tinggal di Depok. Membayangkan setiap pagi dan sore berjalan di sekitaran Situ bersama keluarga tentunya akan sangat menyenangkan.

Manfaat lain nantinya juga akan dirasakan oleh warga sekitar. Selain bisa berjogging, warga juga bisa memperoleh tambahan pendapatan. Dengan meningkatnya perekonomian warga maka indeks kebahagiaan pun akan meningkat.

Referensi 1 , 2 , 3 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Nature Selengkapnya
Lihat Nature Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun