Mohon tunggu...
Ire Rosana Ullail
Ire Rosana Ullail Mohon Tunggu... Administrasi - irero

Content Writer | Sosial Budaya | Travel | Humaniora | Lifestyle | Bisnis | Sastra | Book Sniffer | Bibliophile | Bibliomania | Tsundoku | email : irerosana@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Artikel Utama

Menemukan Buku Palsu di Pasar Buku Wilis Malang

5 Agustus 2017   14:10 Diperbarui: 5 Agustus 2017   20:58 7594
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Saya senang dan antusias saat tahu di Malang punya pasar buku. Namanya Pasar Buku Wilis. Letaknya cukup strategis karena dapat dijangkau dengan kendaraan umum. Pasar Buku Wilis berbentuk dua deret kios-kios yang memanjang. Seperti namanya, kios-kios tersebut memang khusus menjual buku-buku baik buku lawas, bekas, baru dan.... palsu.

Saya mencoba merunut dari satu kios ke kios yang lain. Iseng-iseng saya bertanya harga salah satu buku baru yang bestseller kepada penjual. Beliau bilang harganya kisaran 15-20 ribu. Wow, murah sekali. Harga segitu tentu tidak kita dapat di toko buku sebesar Gramedia dan Gunung Agung.  Saya tahulah itu buku palsu alias KW. Sebagai penikmat buku, saya cukup bisa mengenali mana buku paslu dan mana buku asli. Buku yang sering dipalsukan adalah buku bestseller yang banyak dicari. 

"Loh, gimana cara membedakan bagi orang awam buku seperti aku ini?" tanya suami saya sesampainya saya di rumah. Lalu saya pun menjelaskan. Harga buku yang dibandrol 15 ribuan itu di Gramed sekitar 60 ribu.

"Lah, kalau di bookfair diskon sering kan, siapa tahu itu buku diskon?"  Saya hafal betul buku diskonan, kalau yang benar-benar sedang nangkring di tangga puncak penjualan alias bestseller itu jarang didiskon, sekalipun ada paling mentok diskon 15%  tidak mungkin bisa turun harga sampai 15 ribu. Mungkin bisa kalau sedang ada event tertentu, itu pun digawangi oleh penerbitnya sendiri atau toko buku sekaliber gramed.

Tentu berbeda cerita kalau itu buku lawas atau stock lawas.

koleksi pribadi
koleksi pribadi
Lepas dari faktor harga, jenis kertas dan hasil cetakan juga bisa dilihat. Buku asli cetakannya lebih rapi dan tidak seperti fotocopy. Jenis kertasnya juga beda, buku asli banyak yang menggunakan kertas dengan warna sedikit cream dan bukan putih tih.

Lebih mudahnya lagi, beberapa buku asli menggunakan cover timbul. Buku Dewi Lestari edisi Supernova misal, seluruh covernya menggunakan motif timbul, bahkan seri terakhir IEP (Intelegensi Embun Pagi) menggunakan jenis kertas hologram. 

Kalau cara mendeteksi yang buku aslinya tidak menggunakan motif timbul maupun hologram? ya bisa menggunakan cara sebelumnya ; jenis kertas, harga dan hasil cetakan.

Begitu saya nemu IEP di Pasar Wilis dan covernya tidak mengkilat,  tentu saya yakin 100% itu palsu. 

Saya heran, sebenarnya pembeli buku palsu itu mengerti atau tidak bahwa buku yang dibelinya palsu? Karena dulu sempat ada penulis (saya lupa siapa) curhat di medsos, ada seseorang meminta tanda tangannya, padahal buku yang ia sodorkan itu palsu. Menohok sekali pasti. Kalau dia tahu itu palsu apa iya seberani itu meminta tanda tangan ke penulis aslinya?

koleksi pribadi
koleksi pribadi
Orang yang terbiasa membaca buku dan mempunyai koleksi puluhan buku pasti bisa mengenali keaslian suatu buku dengan cepat. Ibarat seorang Ibu yang sudah pasti mengenali anaknya selepas ospek di mana semua orang terlihat serupa dengan costum serupa. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun