Mohon tunggu...
Patri Adri
Patri Adri Mohon Tunggu... Lainnya - Penikmat kehidupan. ...

Penyuka keindahan spiritual ....

Selanjutnya

Tutup

Hobby

Bunyi dan Rindu

14 Desember 2018   19:30 Diperbarui: 14 Desember 2018   19:49 223
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Hobi. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Rawpixel

Secara etimologis, kata suara berasal dari bahasa Sanskerta, swara. Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, suara diartikan sebagai bunyi yang keluar dari mulut manusia, binatang, perkakas dan sebagainya. Disamping itu suara bisa bersifat filosofis. John Cage, seorang musisi kontemporer, menyebut keheningan sebagai musik. #kompas, Sabtu, 22 Maret 2014.

 Bunyi dalam "kehidupan" amatir radio, khususnya CW (baca, kode morse) bunyi berasal dari perkakas seperti keyer (kunci ketuk), yang terhubung dengan radio pemancar, atau media lain seperti komputer dan lain-lain.

Dalam kapasitas sebagai anggota amatir radio dan penyuka kode morse, maka kerinduan akan bunyi nada pendek dan nada panjang, yang terkemas dalam bentuk komunikasi, selalu menjadi sebuah harap.

Ketika mendengar bunyi, darahku mengalir bagai genderang mau perang -- kata lagu bro Achmad Dhani. Namun ditengah ganasnya gaung media sosial masa kini, membuat para "peBunyi" seperti amblas terhantam likuifaksi. Belum lagi kondisi propagasi yang sangat "miskin", yang membuat penyuka radio, tidak beraktifitas seperti beberapa tahun yang lampau.

Dan lebih parah lagi, adanya gangguan dahsyat dari "penjahat frekwensi" yang tidak akan pernah bertobat, dan tertangkap sepanjang sejarah perjalanan kehidupan berRadio di negri ini.

Perilaku menyimpang dalam penggunaan band plan yang riuh rendah terdengar setiap hari sudah dianggap sebagai sebuah sinetron  Anak Langit, Cinta Suci, dan Orang Ketiga yang setiap hari tayang di stasiun televisi "satu untuk semua".

Ditengah aksi penjahat frekwensi khususnya di 40 Meter band, saya hampir selalu melakukan panggilan umum (CQ) di frekwensi 7.025.00 kHz, yang didasari sebuah kerinduan untuk "bermain bunyi". Walau sadar -- sesadar- sadarnya, keberadaan stasiun khususnya perangkat antena, adalah merupakan hambatan dalam terciptanya sebuah komunikasi.

Namun ditengah rasa minder akan keberadaan stasiun radio khususnya antena, terkadang cukup puas walau hanya mendapatkan report melalui Reverse Beacon Network (RBN) dari stasiun di Australia, China, Afrika dan lain-lain. Karena itu menjadi pertanda bahwa panggilan umum yang terpancar dari "Puncak Gading Icon" Pulogadung terdengar di benua lain.

Dylan berucap ke pacarnya "rindu itu berat, kamu takkan kuat, biar aku saja". Dan akhirnya biarlah keheningan itu menjadi musik syahdu yang menemaniku dalam temaram rindu.

Pulogadung, medio Desember 2018.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Hobby Selengkapnya
Lihat Hobby Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun