Hi!!!! perkenalkan namaku Adibatul Asna, kalian boleh memanggilku dengan nama apa saja, karena memang aku memliki nama banyak panggilan . Bisa dipanggil Adibah, Deye, atau asna, tapi biasanya teman teman monyetku memanggilku dengan sebutan "queen of reaction", ku tak tahu mengapa, mungkin karena aku selalu menunjukkan ekspresi yang berlebihan, hehe. Oh ya, sekarang aku berumur 19, tapi  menuju 20, dan aku belum siap untuk  umur  itu. aku lahir pada hari selasa, 4 maret 2003 di Sidoarjo dan  aku masih tinggal di Sidoarjo. sekarang aku menempuh pendidikan di Universitas Nahdlatul Ulama' Surabaya. sebelum itu aku adalah alumni dari pondok pesantren tercintaku, pondok pesantren Mambaus Sholihin Suci Manyar Gresik, dan aku telah menimba ilmu disana selama 7 tahun. Dan aku masih merasa sama sekali belum puas atas apa yang aku dapatkan di sana. Ok, kurasa sudah cukup untuk kenalan. Aku akan memberikan cerita pengalaman ku yang luar biasa ketika ku masih menetap di pondok. Ketika aku masih menjadi anggota OSPPMS (Organisasi santri pondok pesantren Mambaus sholihin) Sebenarnya ini bukan tentang pengalaman yang menyedihkan ataupun menyenangkan bahkan menyeramkan. Karena kupikir pengalaman ini sungguh tak ada duanya. Yaitu ketika aku telah diberi amanah sebagai tangan kanan guru besarku, K.H. Masbuhin Faqih, alias menjadi pengurus pondok. sebenarnya aku tidak terlalu pede untuk menjadi pengurus, apalagi aku dilantik menjadi pengurus bahasa, apalagi bahasa inggris. Sungguh sangat berat sekali menanggung amanah ini, kupikir. Apalagi kepengurusan ku terjadi setahun setelah Covid-19, Jadi untuk mengurus para santri, telah ada banyak ocehan dan cemoohan datang dari kakak kakak tingkat yang sering menyalahkan kami karena masih terlalu childish untuk menjadi seorang pengurus. Tapi untungnya aku dan teman teman ku adalah tipe tipe orang yang sangat easygoing bahkan terkadang bersikap selfish, Hahaa. Meskipun kami tidak memiliki cukup pengalaman untuk mengabdi kami berusaha menjadi lebih baik untuk memajukan pondok, karena kami telah diberi sebuah tanggung jawab yang sangatlah besar di pundak kita. Bahkan kau tahu? ketika pelantikan rasanya aku dan teman teman sulit sekali untuk bersumpah karena kami merasa kami masih belum pantas untuk jabatan yang akan kami dapatkan , dan kami masih ingin merasakan masa remaja kami yang telah direnggut oleh Covid -19 dan kami masih ingin merasakan  bangku MA yang sangat nyaman untuk dibuat rebahan diatasnya dibanding bangku kuliah yang Masyaallah belum pernah kami halukan. Dan itu semua terjadi begitu saja dan kau tahu aku merasa sangat bangga memiliki teman teman seperti mereka. Meskipun kelihatannya mereka seperti tak pernah serius dan lebih suka havingfun, tapi mereka sangat bisa diandalkan, bahkan mereka masih bisa menjadi public figur dan tokoh yang baik untuk para santri meskipun terkadang mereka sering disalahkan oleh para atasan atas kesalahan yang tak masuk akal. Aku sangat senang sekali dan merasa sangat sangat beruntung telah mendapatkan amanah ini. Hari demi hari Bulan demi bulan telah kami lewati sebagai pengurus pondok, dan alhamdulillah semua berjalan baik baik saja, meskipun cara mengabdi kami harus lebih extra dikarenakan menurunnya semangat mondok para santri ,setelah liburan setahun untuk para santri  dikarenakan pandemi. Banyak  acara dan agenda telah aku dan teman teman ku lewati seperti perlombaan di pondok yang disebut MCF (Muharrom Contest Festival) , Bazar rabu wekasan, acara Language departement  dan yang paling dinantikan adalah  ketika tiba haul Bu nyai 'Ainiyah yusuf yakni mendiang istri dari Romo yai Masbuhin faqih , biasanya diadakan Syekheran dan membaca Shimtudduroh dan manaqib. Dan biasanya setelah berakhir syekeran para santri membentuk bundaran 4-5 orang untuk makan bersama, sungguh pengalaman yang sangat menakjubkan. Ada satu lagi kejadian yang membuatku sangat ingin kembali ke masa masa kepengurusan ku, yaitu pertempuran antara teman teman ku dan seorang  atasan yang menyandang jabatan koordinator Keamanan. Ia sangat menjengkelkan bagi kami, karena bagi dia kami sangat tidak pantas dibanggakan menjadi pengurus dan hanya mengecewakan para atasan tapi tidak bagi atasan lain. Mungkin dia sangat iri pada kami karena kami sangat sering di elu elu kan dan dibanggakan oleh keluarga Yai. Bahkan wajahnya masih teringat dan membuatku ingin menonjok wajahnya yang sok sok an. Dulu teman teman ku memberinya sebutan "LAMPOR" hahaha, karena sungguh kutidak berdusta, dia ada dimana mana dan selalu memasang muka yang menyeramkan. Sudahlah aku tidak ingin membahas si lampor, jadinya malah ghibah , mari kita doakan saja untuk kesuksesan beliau dan tentunya untuk sahabat sahabat kepengurusanku. Aaamiiin. OK aku rasa sudah  cukup untuk berbagi pengalamanku yang sangat tidak bisa kulupakan, semoga kalian bisa mengambil hikmah dari ceritaku. Terimakasih telah membaca dan sampai jumpa di cerita selanjutnya!!!!
Nama : Adibatul asna
Nim : 4330022024
Prodi : PBI 1A
Universitas : UNUSA
Tugas : UTS Bhs. Indonesia
