Mohon tunggu...
Bayu Aristianto
Bayu Aristianto Mohon Tunggu... Dosen - Kuasa atas diri adalah awal memahami eksistensi

Menulis, proses pengabadian diri di tengah kesemuan hidup

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan Pilihan

Biden Antitesis Trump

21 Januari 2021   16:43 Diperbarui: 21 Januari 2021   18:00 147
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pemerintahan. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Prosesi Inagurasi (pelantikan) Presiden Joe Biden telah usai. Dikotomi sosial yang terjadi selama tahapan elektoral tentu isyarat bahwa kepemimpinan Joe Biden lima tahun kedepan harus dilandaskan pada nilai solidaritas keutuhan berbangsa, promosi kesetaran ras kembali digemakan, merajut simpul kohesivitasan dan mengikis habis beragam isu supremasi rasial.

Apa yang terjadi di Amerika belakangan ini mengambarkan bahwa kokohnya persatuan atas dasar keragaman dan mozaik perbedaan akan runtuh seketika saat rakyat merasakan hilangkan keteladanan dalam sosok pemimpin. Tela'ah bagaimana perusuh memasuki gedung perwakilan dengan niatan membatalkan keputusan kongres, kerap meninggalkan luka menganga pada jantung demokrasi liberalis di Amerika.

Aspirasi dan suara oposisi jadi sendi / pilar berdemokrasi, tetapi ketika kekerasan dan vandalisme verbal berujung di ruang publik berupa perusakan dan penghentian akses publik  maka demokrasi yang terjadi hanya berhaluan tindakan anarkhi semata. Tidak lebih dan tidak kurang.

Joe Biden, presiden terpilih ke 46 adalah antitesa dari Trump. Warna politik keduanya merepresentasikan kebutuhan antara memiliki pandangan globalis atau mendukung sentralisasi kepentingan nasional di atas segalanya. 

Biden lahir sebagai demokrat, kebijakan multilateral, merangkul perbedaan ras dan warna kulit, membuka kran kelompok imigran agar merasakan "America Dream" yang mungkin saja di tanah kelahirannya, otoritarianisme dan perangkap kemiskinan menghalangi mimpi mereka, Dia (Biden) juga memperjuangankan kebijakan agar warga Amerika dan dunia sadar bahwa ancaman perubahan iklim adalah Nyata.

Melalui 13 perintah eksekutif (executive order) Biden mengawali kepemimpinannya dengan mengusung konsep anti-Trump. Pertama perintah Kontrol penuh dan menyeluruh terhadap pengendalian pandemi covid 19 (control the covid pandemic) adalah upaya langsung untuk mengeliminasi tingkat penyebaran virus covid dan meningkatkan efikasi (kemanjiran) vaksin corona melalui uji klinis dan keberlanjutan subsidi langsung bagi penelitian dan riset, juga menurunkan laju kematian sambil beriringan dengan fokus pada layanan kesehatan yang holistik guna meningkatkan angka kesembuhan diatas 90 %.

Kedua, mempromosikan dan memperluas kesadaran terhadap pentingnya kesetaran ras (Promote Racial Equality). Tanpa adanya kepedulian nasional bahwa Amerika dibangun atas dasar penghormatan tinggi terhadap kemanusiaan dan perbedaan, ancaman perpecahan dan diskriminasi akan selalu muncul. 

Sayang Trump diakhir periode kepemimpinannya "hanya menampilkan cuitan" tanpa respon cepat dalam membendung demonstrasi di banyak Negara bagian. Kematian George Floyd dianggap martir, atas apa yang selama ini terjadi dan dipendam oleh banyak warga kulit berwarna di Amerika, bahwa kesetaran ras seringkali diabaikan bahkan stigmatisasi dan strerotype terhadap kelompok tertentu sebagai kelompok kriminal jadi peringatan bahaya.

Ketiga, Menghentikan pembangunan tembok pembatas US-Meksiko, Joe Biden menganggap bahwa tembok pembatas hanya akan terus memperlebar dan memperluar diskriminasi sosial. 

Bukan tembok yang semestinya dibangun namun menguatkan hubungan bilateral yang kondusif di antara kedua Negara, seperti hubungan keamanan dua Negara dalam satu lokus koordinasi yang sama, meningkatkan ekonomi perbatasan kedua Negara memalui skema bantuan tanpa bunga kepada Meksiko, dan membentuk gugus tugas pengendalian laju imigran gelap dengan skema deportasi dan peradilan yang adil dan profesional bagi imigran gelap yang tertangkap.

Keempat, ikut terlibat aktif mengatasi perubahan Iklim. Di masa kepemimpinan Trump Amerika secara resmi keluar dari keanggotaan di PCA (Paris Climate Agreement), melalui perintah eksekutif yang cepat Biden menandatangani pakta kembalinya (Rejointed) Amerika dalam keanggotaan PCA. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun