Mohon tunggu...
3C_ Frisca Atriana Tungga Dewi
3C_ Frisca Atriana Tungga Dewi Mohon Tunggu... Mahasiswa - Frisca Atriana Tungga Dewi

Saya sebagai Mahasiswa UPI

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Metode Pembelajaran Door to Door di Masa Pandemi Covid-19

29 Juli 2021   09:35 Diperbarui: 29 Juli 2021   10:23 734
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Pada saat ini Covid-19 menyebar di seluruh dunia dan menjadi pandemi global yang berdampak besar bagi banyak aspek kehidupan manusia. Covid- 19 mulai masuk di Indonesia pada tanggal 2 Maret 2020, virus tersebut mulai perlahan menyebar di seluruh Indonesia terutama di pulau Jawa- Bali dengan tingkat penyebaran virus tertinggi. Saat ini pemerintah menerapkan Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) Darurat yang berlaku mulai tanggal 3 sampai 25 Juli 2021 sebagai salah satu upaya untuk menekan angka pertambahan jumlah orang yang positif terkena virus covid 19. Selain itu, terdapat perubahan istilah dari yang sebelumnya dinamakan PPKM darurat menjadi PPKM Level 4 yang meliputi pembatasan-pembatasan aktivitas masyarakat yang lebih ketat dari pada yang sudah berlaku. Salah satunya ialah pembatasan kegiatan belajar dan mengajar, seluruh kegiatan belajar mengajar dilakukan secara online atau daring (belajar dirumah).

Semenjak sistem pembelajaran online diterapkan, kebanyakan siswa mengeluh karena tugas yang diberikan semakin banyak sedangkan siswa tidak paham dengan materi yang diberikan oleh guru. Hal tersebut bisa jadi disebabkan karena kurangnya interaksi antara guru dan siswa karena dibatasi oleh ruang dan jarak. Siswa tidak memiliki waktu dan kesempatan yang luas untuk bertanya tentang materi atau penjelasan yang masih belum dipahami oleh mereka. Belum lagi dengan masalah lain seperti keterbatasan kuota, signal dan sebagainya sehingga membuat pembelajaran daring semakin sulit dilakukan terutama oleh sebagian siswa kita.

Kondisi inilah yang mendorong mahasiswa KKN Bersama Melawan COVID Universitas Pendidikan Indonesia berinisiatif untuk mengadakan bimbingan belajar pada jenjang pendidikan mulai dari pendidikan PAUD, SD, dan SMP sederajat dengan metode door to door (satu rumah ke rumah lainnya). Efektivitas pembelajaran dapat diukur melalui respon siswa terhadap pembelajaran dan penguasaan konsep atau materi yang diajarkan. Cara yang perlu dilakukan agar pembelajaran tersebut dapat efektif dan efisien  adalah dengan melakukan kunjungan rumah dan pendekatan kepada siswa kemudian memberikan sarana dan prasarana yang memadai untuk mendukung proses pembelajaran sehingga tercipta hubungan timbal balik yang baik serta kondusif.

Dalam bimbingan belajar, para pembimbing berupaya memfasilitasi individu dalam mencapai tujuan akademik yang diharapkan (Dedi dalam Yusuf dan Nurihsan, 2017). Sejalan dengan tujuan bimbingan belajar tersebut kami berinisiatif untuk melaksanakan bimbingan belajar secara door to door sebagai salah satu program kerja Kuliah Kerja Nyata Bersama Melawan COVID-19. Manfaat yang diharapkan bisa diperoleh dari kegiatan tersebut diantaranya:

  1. Menciptakan suasana belajar yang lebih interaktif, aktif dan menyenangkan antara pembimbing dan siswa.
  2. Meningkatkan pemahaman siswa terhadap materi ajar yang ada.
  3. Membantu siswa yang kesulitan dalam belajar di rumah selama pandemi.
  4. Membatu meringankan tugas orang tua dalam melakukan pendampingan belajar anak selama pandemi.

Ini di lakukan dalam program bimbingan belajar di desa Kedungreja Kabupaten Cilacap, Jawa Tengah  dalam kurun waktu 1 bulan terhitung sejak tanggal 3  Juli hingga tanggal 3 Agustus 2021 dengan jenjang pendidikan yang beragam mulai dari pendidikan SD,  dan SMP sederajat. Kegiatan Door to Door diawali dengan memberikan informasi bimbingan belajar secara secara mulut ke mulut. Hal ini bertujuan agar menarik minat siswa maupun orang tua dan mempercayakan pendampingan belajar kepada mahasiswa KKN LPPM UPI. Bimbingan belajar dan waktu pelaksanaannya disesuaikan dengan permintaan atau keinginan siswa. Biasanya, siswa meminta bimbingan belajar ketika ada tugas dari sekolah. Selanjutnya, bimbingan belajar dimulai dengan mengunjungi siswa dari satu rumah ke rumah lainnya.

Pendekatan kepada siswa diperlukan ketika pertama kali melakukan bimbingan belajar. Pendekatan pada siswa bertujuan agar siswa lebih terbuka kepada pembimbing saat bimbingan belajar. Dilakukan pendekatan tersebut bisa dengan berbagai cara, yang pertama dilakukan yaitu perkenalan terlebih dahulu, memposisikan diri kita sebagai teman dari siswa, mencari tahu apa yang disukai oleh siswa, dan sebagainya.

Pembelajaran dilakukan dengan cara bertanya mengenai pelajaran apa yang akan dibahas. Bertanya kembali mengenai sampai mana materi yang diberikan oleh guru. Mencari tahu materi apa yang belum dipahami oleh siswa, apabila materi tersebut belum dipahami maka pendamping akan menyampaikan kembali materi tersebut. Pada tahap akhir, siswa menyelesaikan tugas yang ada di buku. Semua data dalam artikel diperoleh melalui kuisioner yang dibagikan kepada orang tua siswa yang telah diberikan bimbingan belajar secara door to door yang dilakukan oleh mahasiswa KKN LPPM UPI Kampus Daerah Tasikmalaya, Jawa Barat. Di  Desa Kedungreja, Kec Kedungreja Kabupaten Cilacap, Jawa Tengah. Kuisioner ini dilakukan dengan metode wawancara, yang direspon sebanyak 15 kuisioner.

Dari data wawancara dapat diketahui bahwa siswa sebelum dilaksanakan pendampingan belajar secara Door to Door 7 orang minat dalam belajar dan 8 orang tidak minat belajar secara online. Akan tetapi setelah dilaksanakan pendampingan belajar Door to Door 14 anak minat untuk belajar secara online hanya satu anak yang tidak minat belajar secara online. Dan juga 11 anak memiliki kesulitan dalam belajar online akan tetapi setelah melakukan pendampingan 11 anak mengalami perubahan yakni anak tidak lagi kesulitan dalam pembelajaran online tetapi ada anak yang 5 anak yang masih kesulitan dalam pembelajaran online. Hasil belajar  sebelum pembelajaran Door to Door antara lain :

  1. Kesulitan orang tua sendiri tidak dapat membimbing dan kurang paham materi anak.
  2. Orang tua masih lumayan susah karena  jarang mendampingi (sibuk kerja)
  3. Terkadang anak belum paham dengan materi yang disampaikan dan hanya disuruh mengerjakan tugas saja
  4. Sebelum adanya bimbingan belajar door to door anak saya sangat sulit untuk disuruh belajar oleh karena itu mengakibatkan banyak tugas yang kelewatan
  5. Kesulitan
  6. Nilai jelek
  7. Anak sering bermain hp untuk bermain dibanding mencari bahan belajar. Apabila belajar suka teralihkan bermain tik tok

Hasil belajar  sesudah bimbingan langsungsung dalam pembelajaran Door to Door antara lain :

  1. Anak menjadi lebih paham karena dijelaskan secara rinci saat mendapatkan bimbingan belajar secara langsung
  2. Tugas dari sekolah berhasil dikerjakan dengan baik
  3. lebih mudah menjawab soal karena materi pembelajaran dijelaskan pada saat bimbel
  4. Ada peningkatan dalam belajar
  5. Anak semakin minat dalam belajar
  6. Anak jadi lebih paham dalam materi- materi pelajaran
  7. Alhamdulilah anak saya jadi lebih baik dari pada sebelum pembelajaran door to door.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun