Mohon tunggu...
Salma Galih Maharani
Salma Galih Maharani Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Hubungan Internasional

Mahasiswa Hubungan Internasional

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Mempererat Hubungan Anak-Orangtua dengan Mindfulness Parenting

25 Oktober 2021   20:07 Diperbarui: 25 Oktober 2021   20:13 256
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

(08/08/2021) - Belakangan ini pengasuhan anak atau parenting berbasis mindfulness banyak digemari oleh orang tua muda, hal ini dikarenakan bahwa parenting berbasis mindfulness dianggap lebih moderat dan tidak radikal. Fenomena masalah sosial inilah yang sedang dihadapi oleh ibu-ibu kader Nasyiatul Aisyiyah atau NA Kabupaten Malang, banyak kader NA merasa bahwa salah satu tantangan terbesar dalam menyeimbangkan amanah profesional dan keluarga adalah komunikasi suami-istri, kesalingan dalam rumah tangga hingga parenting. 

Mereka menyadari bahwa terdapat kebutuhan untuk meningkatkan pengetahuan sekaligus keterampilan dalam pengasuhan, sehingga hal ini dibutuhkan nya dukungan berbagai pihak. Bersama dengan Tim Pengabdian Masyarakat oleh Mahasiswa UMM (PMM) juga dengan Dosen melakukan kolaborasi bersama dengan NA Kabupaten Malang untuk dapat meningkatkan pengetahuan dan kapasitas kader NA dalam membangun ketahanan keluarga dan pengasuhan anak yang selaras antara ilmu pengetahuan dan nilai ajaran agama islam melalui workshop series yang diadakan oleh PMM Mitra Dosen UMM selama 3 hari. 

Melalui Workshop: Mindfulness in Parenting yang dibawakan oleh Dian Caesaria Widyasari, M.Sc yang merupakan Dosen S1 Psikologi UMM, Dian mengawali dengan berbagai pertanyaan yang interaktif dimana hal ini bertujuan untuk dapat merefleksikan bersama mengenai parenting. Setelah itu Dian mulai menjelaskan apa yang dimaksud dengan Mindful Parenting, bahwasanya dalam mengasuh anak perlu orang tua untuk dapat 'hadir sepenuhnya' dalam memberikan perhatian dan bersama-sama dalam setiap momen dengan sang anak 'tanpa menghakimi' perasaan anak maupun  interaksi anak-orang tua dengan mengutamakan 'hubungan timbal balik'.

"Dalam menerapkan Mindful Parenting pertama-tama diperlukan nya mendengar aktif, ketika menghadapi anak tantrum apa langkah dan hal yang perlu dilakukan dalam merespon hal tersebut" Ujar Dian. Sebagai contoh dapat dilakukan dengan menarik napas panjang hingga beberapa kali agar merasa tenang ketika menghadapi situasi tersebut, lalu perlu mengingat bahwa respons yang akan dilakukan oleh dari orang tua dapat mempengaruhi kecerdasan emosional anak.

Dian juga menjelaskan bahwa dalam Mindful Parenting terdapat langkah untuk tidak menghakimi anak, pahami bahwa yang perlu dilakukan adalah "koneksi" terlebih dahulu seperti menyampaikan perasaan orang tua dan dilanjutkan dengan "mengoreksi" perilaku anak, bukan individu dari anak. Orang tua juga perlu memahami bahwa anak dapat menunjukan emosi negatif, dan orang tua dapat tetap hadir ketika anak mengalami tantrum dan menunjukan bahwa orang tua tetap mencintai anak. Selain itu anak dapat merespon ekspresi emosi dan memberikan kesempatan anak untuk berusaha yang tujuanya adalah supaya anak dapat memiliki kesempatan untuk belajar lebih tangguh.

dokpri
dokpri

"Melakukan regulasi diri untuk orang tua juga termasuk hal penting dalam Mindful Parenting, setelah orang tua dapat melakukan regulasi diri hal ini juga dapat membantu perkembangan regulasi anak." Jelas Dian. Hal ini disebabkan kondisi emosional dan psikologis orang tua dapat mempengaruhi proses parenting oleh karena itu evaluasi diri dapat membantu perkembangan dalam regulasi anak. Yang terakhir, Dian menerangkan bahwa perlu juga menyadari orang tua merupakan manusia sehingga orang tua juga perlu untuk memaafkan diri sendiri untuk mencegah self-blame. Selain itu perlu dipahami bahwa orang tua pasti mengusahakan yang terbaik dalam mengasuh dan memenuhi kebutuhan anak. 

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun