Sekarang meski aturan saya coba buat bersama anak, tetap saja mereka sulit untuk melepas gawai. Memang tidak ada reward dan  punishment. Saya tahu pemecahan masalahnya adalah saya harus mendampingi mereka. ‘Hadir’ dalam kegiatan tanpa gawai di sela mereka belajar.  Masih PR bagi saya. Apalagi di masa pandemi, beraktivitas keluar rumah dibatasi. Meski di rumah tetap bisa melakukan misi visi seorang ibu membentuk karakter anak yang beriman, tangguh, peka dengan lingkungan, mampu beradaptasi disegala zaman.
 Ibu Sekolah Pertamaku, semakin kental di masa pandemi ini. Peran ibu menjadi mitra guru di sekolah begitu nyata. Semoga kita semua menjadi ibu tangguh, ibu yang selalu berupaya dan belajar menjawab tantangan zaman. Ibu yang mau mengusahakan agar anak-anaknya kelak siap hidup dalam zamannya. Entah apalagi yang akan dihadapi. Menurut pak Nadiem, hikmah pandemi adalah bila berhasil menaklukkan masa ini, In sya Allah setelah pandemi, kita akan lebih kuat, dan kelak bila menghadapi situasi yang tidak nyaman.
Ada benang merah lintas generasi dari nenek saya hingga ke saya  Meski berbeda zaman. Rasanya nilai ajaran masih berlaku hingga sekarang.
Menerima keadaan dengan ridho, iklhas melakukan kebaikan, sabar dalam menghadap semua episode hidup. Bersyukur pada setiap keadan. Selalu berusaha melakukan terbaik. Â Hargai waktu, manfaatkan waktu dengan baik. Bila gagal tak mengapa, coba lagi dan terus coba. Pelajari kesalahan. Yakin Allah, akan menolong, oleh karena itu selalu berdoa