Mohon tunggu...
Muhammad Rafi Wildhani
Muhammad Rafi Wildhani Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Ilmu Komunikasi Universitas Muhammadiyah Malang

Seorang mahasiswa yang sedang mencari jati diri di dalam dunia komunikasi

Selanjutnya

Tutup

Otomotif Pilihan

Kendaraan Air Pengganti BBM, Kemajuan Teknologi Mengapa Tidak Dikembangkan?

19 Mei 2022   20:18 Diperbarui: 19 Mei 2022   20:49 609
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Otomotif. Sumber ilustrasi: FREEPIK

Sejatinya kendaraan bermotor yang ada di pasaran menggunakan tenaga minyak seperti bensin dan solar. Juga ada beberapa kendaraan yang sudah memanfaatkan tenaga listrik untuk menjalankan kendaraan tersebut. Warga Indonesia digegerkan dengan penemuan kendaraan yang bisa berjalan hanya menggunakan air. 

Aryanto Misel warga cirebon yang mengaku menemukan alat generator elektrolisis yang bisa mengubah air menjadi bahan bakar kendaraan bermotor yang dinamakan Nikuba yang merupakan singkatan dari Niku Banyu.

 Cara kerja dari alat (Nikuba) ini sendiri adalah dengan cara Nikuba berfungsi memisahkan Hidrogen (H2) dengan Oksigen (O2) pada air (H2O) melalui proses elektrolisis. Hidrogen yang sudah terpisah dari O2 kemudian masuk ke ruang pembakaran kendaraan sebagai bahan bakar pengganti BBM.  

Tentunya banyak yang masyarakat yang mengapresiasi hal ini hingga banyak yang mengatakan ini adalah kemajuan teknologi padahal teknologi ini sudah ada sejak dulu bahkan sejak tahun tahun 1975 oleh Stanley Meyer. Cara kerjanya juga sama dengan yang dilakukan oleh Aryanti Misel yaitu memisahkan Oksigen (O2) dengan Hidrogen (H2) dan kemudian Hidrogen (H2) menjadi bahan bakarnya.

Banyak masyarakat yang merespon negatif kepada pemerintah karena tidak merespon baik hal yang menurutnya adalah kemajuan teknologi, bahkan banyak yang mengatakan pemerintah tidak peduli dengan penemuan terbaru dari rakyatnya. Tapi tak banyak juga yang mengerti efek dari bahan bakar air ini dan mengerti alat ini sudah lama ditemukan dan bukan teknologi yang baru ditemukan. 

Dosen ITB Mengatakan "Itu (teknologi) sudah lama banget. Coba lihat saja di (situs jual beli) Tokopedia, tulis 'Joko Energy', keluar semua alatnya itu. Jadi yang ngembangin udah banyak. Termasuk (tutorialnya) di Youtube, juga udah banyak banget," kata pria yang akrab disapa Yus kepada detikOto, Kamis (12/5/2022).

Dikutip oleh robert di komentar forbes bahwa energi ini tidak efisien, karena energi yang dibutuhkan untuk membuat hidrogen menjadi bahan bakar lebih banyak daripada energi yang dihasilkan sehingga tidak efisien untuk digunakan

Namun begitu ternyata bahan bakar air ini tidak seramah lingkungan dengan yang kita perkirakan. Fabhio Chiara, ilmuwan dari pusat riset otomotif Ohio State University, mengatakan Penggunaan Hidrogen (H2) pengganti Bahan bakar minyak sangat beresiko, dikarenakan sifat hidrogen yang lebih mudah terbakar dan meledak dimana Chiara mempertimbangkan keamanan bagi konsumen

Jadi untuk penggunaan air sebagai pengganti BBM (Bahan Bakar Minyak) bukan merupakan hal yang baru, ini adalah teknologi yang sudah ada sejak tahun 1970-an dan juga ternyata teknologi ini tidak sepenuhnya hal yang baik untuk mengurangi penggunaan BBM (Bahan Bakar Minyak) yang mungkin saat ini atau nanti akan mendapati kenaikan seiring berjalanya waktu

Kendaraan listrik lebih dikembangkan dikarenakan untuk membuat energi listrik lebih mudah dan efisien (untuk membuatnya) daripada merubah air pengganti BBM

Kadang masyarakat perlu pemahaman tentang ini sehingga tidak banyak yang salah kaprah atau salah paham tentang teknologi ini, banyak juga artikel yang memuat tentang teknologi serupa Nikuba ini dan itu apabila kita mau mencari informasi sebab akibat, maka kita tidak terjebak dalam prasangka yang tidak baik. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Otomotif Selengkapnya
Lihat Otomotif Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun