Mohon tunggu...
32_Ely Tenti Gloria Br Barus
32_Ely Tenti Gloria Br Barus Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Hoby saya berolahraga dan memasak

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Nilai-Nilai Moralitas dalam Peristiwa Sejarah

4 Desember 2022   13:11 Diperbarui: 4 Desember 2022   13:13 143
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

NAMA     : ELY TENTI GLORIA BR BARUS

NIM        : 2214021013

Fakultas : Hukum dan Ilmu Sosial

PRODI     : Pendidikan sejarah

Nilai moralitas merupakan nilai yang memiliki keterikatan hubungan antara pencapaian suatu sikap atau perbuatan manusia yang kemudian menunjukkan bahwa perbuataan itu benar atau salah baik atau buruk.Kaitan nilai moralitas dalam sejarah Indonesia sanggtlah memiliki ikatan dimana dalam setiap peristiwa yang ada tentunya memiliki nilai yang tersirat maupun yang tersurat bukan hanya di lingkup sejarah saja namun di hal lainnya.

Sejarah merupakan suatu peristiwa yang sudah terjadi dan tidak akan pernah bisa terulang lagi,semua orang harus tau bagimana sejarah negerinya sendiri.karena tanpa sejarah segala peristiwa hanya akan di abaikan dan hanya terlewat saja, namun jikalau seseorang itu memiliki jiwa sejarah iya akan tau bagaimana memperbaiki diri,menata atau bahkan merubah cara pandang pada sesuatu yang akan menjadikan lebih baik kedepannya dan dapat memfilter apa saja yang akan di lakukan agar sestuatu yang terjadi di masa lampau tidak lagi terjadi di masa mendatang dengan cara selalu memperbaiki di masa ini dan belajar dari peristiwa yang lalu.

Nah apa saja sih yang menjadi nilai-nilai moralitas dalam peristiwa sejarah?

Yuk sama-sama belajarJ

1.Memiliki nilai toleransi,yang kali ini adalah toleransi antar agama.

Diamana pada saat perumusan dasar negara sebelum adanya Pancasila yang sudah memiliki beberapa kali perumusan  PIAGAM JAKARTA, pada tanggal 22 juni 1945 sembilan tokoh nasional yang di sebut juga dengan pamitia Sembilan  yang berhasiil menusun sebuah naskah yang kita kenal dengan Piagam Jakarta yang pada bunyi pertama memiliki kejanggalan yaitu bunyi 1.ketuhanan dengan kewajiban menjalankan Syariat Islam bagi pemeluk-pemeluknya.

Dimana kalimat tersebut menjadi kontraversi,karena untuk merumuskan dasar dari sebuah negara tidaklah bisa hanya untuk minioritas saja,seperti yang kita ketahui negara indosenia memiliki banyak sekali penduduk yang tersebar dari sabang sampai merokei yang tentunya tidak hanya memiliki agama atau menganut agama Islam saja melainkan pada saat itu sudah ada banyak agama di Indonesia seperti agama Kristen protestan, Kristen katholik,Hindu,Buddha dan Konghucu yang tentunya jikalau ini di terapkan di dalam rumusan dasar Negara Indonesia tidak menghargai agama-agama yang terdapat di Indonesia dan menyebabkan banyak kontraversi dari banyak kalanngan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun