Mohon tunggu...
Marsauli Manalu
Marsauli Manalu Mohon Tunggu... Lainnya - Mahasiswa Bioteknologi, Universitas Kristen Duta Wacana

-

Selanjutnya

Tutup

Healthy

Waspada Penyakit Tular Vektor Penyebab DBD di Kalimantan Barat

11 Juli 2020   00:02 Diperbarui: 11 Juli 2020   00:00 25
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Kesehatan. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Schantalao

     Salah satu penyakit menular yang masih menjadi masalah kesehatan masyarakat di Indonesia adalah Demam Berdarah Dengue (DBD). Demam berdarah dengue muncul sebagai Kejadian Luar Biasa (KLB) sehingga mengakibatkan kepanikan di masyarakat karena berisiko meyebabkan kematian serta penyebarannya sangat cepat. Provinsi Kalimantan Barat juga termasuk daerah yang masih rentan terhadap penyebaran penyakit tular vektor demam berdarah dengue (DBD) karena lingkungannya yang endemis DBD.

     Penularan DBD terjadi melalui gigitan nyamuk A. aegypti  betina yang sebelumnya telah membawa virus dalam tubuhnya yang diperoleh dari penderita DBD lain. Nyamuk A. aegypti sering menggigit manusia pada waktu pagi dan siang. Orang yang berisiko terkena DBD ialah anak-anak yang berusia di bawah 15 tahun dan sebagian besar tinggal di lingkungan lembab serta daerah pinggiran kumuh. Virus kemudian berkembang di dalam tubuh nyamuk selama 8-10 hari (inkubasi ekstrinsik). Salah satu gejala jika terkena demam berdarah dengue (DBD) yaitu demam tinggi mencapai 40 derajat Celcius, nyeri pada sendi, otot, dan tulang, muntah, perdarahan dari gusi, hidung, atau dibawah kulit.

     Tempat potensial bagi penularan DBD, Spesies A. aegypti merupakan nyamuk yang habitatnya di pemukiman dan habitat stadium pradewasanya pada bejana buatan yang berada di dalam ataupun di luar rumah yang airnya relative jernih. Nyamuk A. aegypti hidup dan berkembang biak di tempat-tempat penampungan air (TPA) untuk keperluan sehari-hari yang tidak langsung berhubungan dengan tanah, seperti: bak mandi/WC, minuman burung, air tandon, air tempayan/gentong, drum, ember, pot tanaman air, tanah padat yang mengeras serta barang-barang bekas di luar rumah seperti: kaleng, botol, ban bekas, potongan bambu, aksila daun, plastik, dan lain sebagainya. Kadang-kadang jentik dijumpai dalam talang air, lubang pohon, dan genangan air.

     Berdasarkan data laporan seksi pencegahan dan penanggulangan penyakit menular Dinas Kesehatan Provinsi Kalimantan Barat pada tahun 2011 tercatat 2767 kasus DBD dengan korban meninggal  43 orang, pada tahun 2014 tercatat  2595  kasus DBD dengan korban meninggal 32 orang, pada tahun 2017 tercatat 2089 kasus DBD dengan korban meninggal 30 orang. Dari data setiap pertiga tahun angka penyakit kasus dan kematian DBD dapat disimpulkan bahwa terjadi penurunan walaupun hanya sedikit, sehingga perlu dilakukan peningkatan kewaspadaan yang serius terhadap kasus ini.

     Upaya pengendalian yang dilakukan oleh pemerintah Provinsi Kalimantan Barat dalam mengatasi penularan penyakit  demam berdarah dengue (DBD) yaitu dengan membagikan kelambu kepada masyarakat, menggunakan obat nyamuk atau lotion anti nyamuk, penggunaan insektisida sintetik (kimiawi) dengan metode fogging dan abate kimia untuk memberantas nyamuk merupakan cara tercepat dan instan untuk memberantas jentik dan nyamuk dewasa, dan mengsosialisasikan dalam penerapan gerakan 3M, dimana gerakan 3M adalah upaya pencegahan berkembangbiaknya nyamuk dengan memberantas sarang nyamuk meliputi aksi menguras, menutup, dan mengubur. Pemberantasan sarang nyamuk (PSN) melalui gerakan 3M perlu digencarkan untuk memberantas penyakit demam berdarah dengue (DBD). Kegiatan tersebut merupakan tindakan pencegahan penyebaran penyakit tular vektor demam berdarah dengue (DBD)  yang dapat dilakukan secara mandiri oleh masyarakat.

     Adapun metode yang aman dan ramah lingkungan dalam mencegah vektor penularan penyakit  demam berdarah dengue (DBD) yaitu dengan teknik biolarvasida atau biasa disebut dengan pemanfaatan tanaman alami dan pengendalian biologi seperti penepatan ikan predator seperti ikan mas, ikan guppy.

     Dalam menangani upaya kasus waspada penyakit tular vector penyebab demam berdarah dengue (DBD)  di Provinsi Kalimantan Barat  tidak cukup jika hanya dilakukan oleh pemerintah kesehatan kalimantan barat saja, melainkan keterlibatan setiap instansi ataupun masyarakat dalam menurunkan atau menekan jumlah kasus malaria tersebut.  So, Stay safe and Stay healthy!

Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun