Mohon tunggu...
Pendekar Sakti
Pendekar Sakti Mohon Tunggu... profesional -

Kaum yang ngakunya Liberal Sekuler ternyata Pengecut. Hanya berani berkoar2 dimedia.\r\n

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Haruskah ALA dan ABAS Merdeka dari Aceh?

22 Oktober 2014   06:23 Diperbarui: 17 Juni 2015   20:10 206
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi (sumber:facebook.com)

[caption id="" align="aligncenter" width="484" caption="Ilustrasi (sumber:facebook.com)"][/caption] Ada hal yang menarik di tanah paling barat Indonesia pada pelantikan Presiden Republik Indonesia ke 7 tanggal 20 Oktober Kemarin. dimana ada aksi damai yang dilakukan Mahasiswa untuk menuntut Presiden Baru Indonesia segera mensahkan Provinsi ALA (Aceh Leuser Antara) dan Aceh Barat Selatan (ABAS). Isu ALA dan ABAS, memang bukanlah hal yang baru. Sudah sejak beberapa tahun lalu isu ini dihembuskan. Yang paling populer adalah ketika masa Iwan Gayo, dan Aksi Geusyik (kepala Desa) yang datang ke Jakarta untuk menuntut disahkannya kedua provinsi baru tersebut. Namun, semasa Pemerintahan Irwandi Yusuf (gubernur Aceh sebelumnya), 'pemberontakan-pemberontakan' itu berhasil dipadamkan. Tokoh utama 'pemberontakan' itu, Bapak Iwan Gayo sudah tak terdengar lagi kabarnya. Sempat menjadi caleg melalui jalur DPD pada pemilu 2009 namun tdk terpilih. Kali ini Isu itu berhembus kembali, bermula ketika DPR perwakilan Aceh yang di senayan menjadwalkan untuk membicarakan tentang isu ALA dan ABAS ini. dan yang terbaru adalah tuntutan Mahasiswa dari wilayah ALA dan ABAS pada Aksi unjukrasa di simpang lima banda Aceh. Bagi saya, isu ini bukan hal yang mengejutkan. beberapa tahun yang lalu saya pernah dibicarakan sama salah seorang Wakil rakyat Aceh di Jakarta, bahwa periode kedepan Isu ALA dan ABAS adalah salah satu prioritas yang akan dibahas. Tadi pagi, ada seorang wakil rakyat kota Banda Aceh yang berasal dari Wilayah Aceh Barat Selatan, membuat status tentang Isu ini. Terang saja, saya mengkritik sifat beliau yang 'mendua'. Arti mendua, seperti ini; satu sisi beliau sebagai masyarakat wilayah barat selatan mendukung aksi memecah Aceh menjadi tiga provinsi. Namun, sebagai wakil Rakyat beliau mengaku netral, nah itulah yang membuat saya tdk senang. Kalau setuju, setuju saja kalau ga ya gak, jelas ini seperti para politisi PKS pada umunya yang sering 'mendua'. Jadi, Haruskah ALA dan ABAS merdeka dari Aceh? Secara Pribadi, saya jelas tidak senang dengan pemecahan Aceh menjadi tiga provinsi jika itu adalah hanya nafsu politik dari para politisi. Namun, jika itu kebutuhan mendesak dan betul-betul kemauan masyarakat, maka harus dibuat referendum sebagaimana skotlandia yang mendapat referendum dari inggris. Saya tidak setuju Aceh dipecah menjadi tiga, seperti anda yang tidak setuju Aceh merdeka dari indonesia, artinya Aceh, karena mencintai Indonesia berarti kita mencintai negara kita dari Aceh sampai Papua. Begitu juga dengan saya, mencintai Aceh dari sabang,sampai tamiang,Aceh singkil, dataran tinggi Gayo hingga Aceh barat selatan/ Khusus Barat Selatan Aceh, saya pernah menjadi bagian dari hidup saya. karena masa remaja saya saya habiskan dipantai barat selatan hingga saya tamat SLTA. Sedangkan Tanah Gayo adalah tempat pengabdian saya saat menjadi mahasiswa dulu. Jadi, wajar, saya mencintai Aceh dalam artian yang luas yaitu Aceh yang satu. Namun, disisi lain saya sangat mengharapkan kesejahteraan dapat merata keseluruh masyarakat Aceh. Berbicara kesejahteraan, sebetulnya bukan berbicara sebagian kecil orang Aceh tapi seluruh Aceh bahkan seluruh indonesia harus sejahtera. Salah satu alasan para pejuang ALA dan ABAS adalah alasan kesejahteraan dan kesenjangan Sosial. Padahal, daerah-daerah pantai utara Aceh, yang diklaim lebih sejahtera ternyata sama saja. yang sejahtera sejahtera, yang miskin juga banyak. Artinya, itu bukan hanya terjadi di ALA dan ABAS saja. Mengenai insfratruktur. Saat ini, jika anda ke Aceh, maka Jalan yang paling bagus adalah jalan dari Banda Aceh ke Meulaboh (atau sebaliknya). Begitu juga dengan Universitas universitas yang mulai dinegerikan baik di Gayo maupun di Barat selatan. Barat selatan mungkin baru satu yaitu Universitas Teuku Umar, mudah-mudahan dalam waktu dekat akan bertambah lagi. Jadi, jika hanya alasan kesenjangan sosial sangat tidak fair lah, sekarang mari kita tanyakan pada wakil-wakil rakyat dan pemimpin-pemimpin dari wilayah ALA dan ABAS, apa yang telah mereka lakukan dalam memperjuangkan dan mensejahterakan rakyat mereka? bukankah selama ini sudah berjalan otonomi yang begitu luas? dimana masing masing bupati dipilih langsung oleh rakyat, dan semua itu orang orang dari wilayah mereka (putra daerah), selanjutnya mereka juga mengirim utusan/perwakilan-perwakilan yang dipilih rakyat baik di DPR dalam wilayah ALA dan ABAS maupun di DPR Aceh (provinsi) bahkan yang dikirim ke Pusat. Jadi, apa yang mereka perjuangkan selama ini? apakah cuma bisa membawa isu ALA dan ABAS sebagai untuk menutupi kelemahan mereka selama ini? mari kita berpikir jernih, bahwa kesejahteraan dan kemakmuran itu dimulai dengan adanya persatuan bukan perpecahan atau usaha memecah belahkan bangsa. Sekali lagi, jika ALA dan ABAS ingin merdeka hanya karena nafsu politik para politisu, sebaiknya jangan karena itu akan mengorbankan rakyat kedepan. namun jika setelah dikaji secara ilmiah dari berbagai hal serta kebutuhan masyarakan dan itu lebih baik. Ada baiknya dibuat referendum. dan perlu di ingat, oleh para politisi ACEH semua (ingat anda bukan wakil ALA dan ABAS, tapi wakil rakyat Aceh) khususnya yang dijakarta (DPR pusat). Bahwa ada yang perlu dan sangat urgent yang harus diperjuangkan oleh anda-anda semua, yaitu menuntaskan turunan UUPA yang belum disahkan untuk Aceh. Jika itu sudah beres, baru kita lanjutkan bicara ALA dan ABAS bersama sama. Salam, Salah seorang Masyarakat Aceh di perantauan Saat ini menetap dalam Wilayah Jawa Barat.

Mohon tunggu...

Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun