Mohon tunggu...
Stepanus Lugan
Stepanus Lugan Mohon Tunggu... Asisten Pribadi - Mahasiswa

"Kerendahan hati dan kesederhanaan adalah pangkal kebijaksanaan"

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Katolik dan Pancasila

2 Oktober 2019   00:06 Diperbarui: 2 Oktober 2019   00:36 746
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Pancasila merupakan dasar negara Republik Indonesia. Ini pasti sudah diketahui oleh setiap warga negara Indonesia. Pancasila bukanlah sebuah kumpulan ide atau gagasan yang diciptakan oleh para pendiri bangsa ini. Pancasila adalah nilai-nilai hidup yang telah dijiwai dan dihidupi oleh bangsa Indonesia dari abad ke abad. Bahkan sebelum Indonesia resmi terbentuk.

Pidato Soekarno tentang Pancasila di depan Sidang PBB pada 1960, menyebutkan "Berbicara tentang Pancasila di hadapan tuan-tuan, saya mengemukakan intisari dari peradaban kami selama dua ribut tahun". Dari pernyataan ini jelas bahwa Pancasila adalah sebuah kristalisasi atau pengendapan nilai-nilai hidup bangsa Indonesia yang sudah teruji dalam perkembangan dan pergolakan zaman.

Pancasila sudah teruji pula menjadi cara hidup (way og life) setiap rakyat Indonesia yang berasal dari berbagai suku, bahasa, dan agama. Nilai-nilai yang tertuang dalam lima sila dasar itu berlaku secara universal. Maka Pancasila bukanlah nilai eksklusif untuk bangsa Indonesia saja. Melainkan juga untuk bangsa-bangsa di dunia.

Jika nilai-nilai Pancasila bersifat universal, pertanyaannya adalah mungkinkah nilai-nilai yang terkandung dalam Pancasila juga terkandung dalam ajaran Gereja Katolik?

Mengasihi Tuhan dan Sesama

Sila pertama dari Pancasila adalah Ketuhanan Yang Maha Esa. Sila ini ditempatkan di bagian pertama oleh para pendiri bangsa ini. Tentu saja penempatan itu bukan tanpa maksud. Menjadi pertama berarti menjadi dasar sekaligus titik tolak untuk empat sila lainnya.

Bangsa Indonesia dikenal sebagai bangsa religius. Bahkan sebelum agama-agama lainnya hadir di Indonesia. Nenek moyang bangsa Indonesia percaya akan Dia yang Ilahi. Yang menciptakan dan mengatur dunia ini. Keyakinan inilah yang membuat agama-agama lain mudah masuk, diterima, dan dianut. Percaya kepada Tuhan Yang Esa semacam darah daging bangsa Indonesia. Ini berarti, mengakui dan percaya kepada Tuhan bukan soal mengetahui secara teoritis atau intelektual. Tetapi melakukan perintah-Nya dengan mengasihi Tuhan.

Kemudian, kamanusiaan di mata Allah dapat dibaca dalam Imamat 19:13-18. Inti perikop kitab Imamat memperlakukan sesama manusia secara beradab (ayat 13, 14), secara lebih adil (ayat 15, 16), dan terakhir adalah kesimpulan dari apa yang dikatakan yakni kasihilah sesama manusia (ayat 17, 18). Bertindak jujur dan adil terhadap sesama merupakan bentuk mengasihi sesama sekaligus sebagai pengamalan sila kedua. Jelas bahwa mengasihi sesama berkaitan dengan sikap dan perbuatan kita terhadap orang lain.

Persatuan Indonesia

Sila ketiga adalah rumusan yang sangat singkat yakni Persatuan Indonesia. Hingga saat ini, bangsa Indonesia sedang berjuang mewujudkan amanat sila ini. Karena seperti yang sering kali kita lihat, terjadi konflik vertikal antara pejabat dengan rakyat, atau konflik horizontal antarwarga sendiri yang sejatinya mewarnai perjalanan bangsa ini menuju persatuan Indonesia.

Berangkat dari mimpi sebuah persatuan bangsa, maka perikop dari nubuat Nabi Yesaya 11:1-10, paling tidak bisa mewakili refleksi kita tentang persatuan Indonesia. Bacaan tersebut berbicara tentang mimpi zaman mesianik. Mimpi sebuah kerajaan damai. Dalam kerajaan damai, unsur-unsur persatuan dan keharmonisan menjadi prasyarat sebuah bangsa. Kendatipun nubuat tersebut diperuntukkan bagi bangsa Israel. Tetapi makna dan pesannya juga relevan untuk bangsa Indonesia.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun