Mohon tunggu...
Octha Monichaa
Octha Monichaa Mohon Tunggu... -

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Malaikat Tak Bersayap

12 Oktober 2017   15:29 Diperbarui: 12 Oktober 2017   15:30 763
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Mama, adalah seorang wanita anggun yang tidak pernah sombong akan keanggunannya. Wanita yang mengajarkanku bagaimana caranya menjadi kuat walaupun sesungguhnya rapuh. Senyumnya seindah senja, sikapnya selembut embun, dan kasihnya sehangat mentari. Dan ayah, adalah seorang pria pertama yang mengajarkanku cara mencintai dan menyayangi dengan sempurna. Cintanya tanpa syarat, dan tak mengenal batas. Ayah, pria tampan yang tak pernah sombong akan ketampanannya, pria kuat yang tak pernah sombong akan kekuatannya, dan pria yang lembut selembut sutra hatinya. Ayah dan mamaku adalah bukti kebaikan Tuhan kepadaku karna telah menurunkan sepasang malaikat tak bersayap-Nya.

Meskipun bibir tidak pernah sempat berucap bahwa mereka mencintaiku, tetapi aku yakin dibalik sikap tegas dalam mendidik, cerewet dalam menasehati disitulah terlihat bahwa mereka sangat mencintaiku tanpa memandang kekuranganku yang amat banyak.

Dalam lelah mereka tetap menjaga, tetap memberi dan menjadi sumber semangatku. Perjuangannya tanpa batas, mama berjuang sekuat mungkin menjadikan aku sebagai anak yang tidak manja, tidak bergantung kepada siapapun. Ayah, selalu menanamkan kemandirian dalam diriku, ketegaran dan keberanian dalam menghadapi apapun.

Yah, ma aku rindu..

Rindu yang teramat dalam..

Aku rindu bernyanyi bersama diteras rumah..

Aku rindu tertawa dalam pelukan..

Aku rindu pangkuan ayah..

Aku rindu lembut kulit mama ketika menyentuhku..

Dan aku rindu segala keindahan yang pernah kita lewati bersama..

Dari jauh kusampaikan kepada Tuhan disetiap sujudku agar senantiasa menjaga kedua malaikatku..

Terima kasih Tuhan, sepasang malaikat tak bersayap-Mu begitu indah..

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun