Purbalingga-Para kader Partai Persatuan Pembangunan (PPP) se-Dapil 1 Purbalingga (Purbalingga, Bukateja, Kemangkon) Â yakin akan mampu meraih suara signifikan dalam Pemilu 2019. Hal ini bisa terjadi bila melihat antusiasme warga serta dengan melihat sejarah perjalanan PPP di wilayah itu semenjak partai ini didirikan.
"Melihat dua modal ini kami yakin PPP di Dapil 1 Purbalingga PPP akan semakin maju dan besar. Ingat dahulu, pada pemilu di era Orde Baru, kami selalu memang atau mendapat suara yang signifikan di sini.Â
Dan kini bila melihat semangat para kader maka keinginan itu saya yakin keinginan itu bisa terwujdud," kata Ketua Tim Pemenangan PPP Dapil 1 Purbalingga , AjI Setiawan, ST, ketika bersilaturahmi dengan Djawahir Khafidz di Kedunglegok, Kemangkon, Senin (10/12).
DPC PPP Purbalingga pada Pemilu 2019 yang berlangsung pada 17 April mendatang, ingin mengembalikan kejayaan partai yang ia pimpin seperti di masa lalu. Tidak tanggung-tanggung, PPP mengincar masuk tiga besar anggotanya duduk di kursi DPRD II Kab Purbalingga. 6-7 kursi akan kami dulang dari 5 Dapil yang ada di Purbalingga,"kata Aji Setiawan.
Aji mengatakan di Purbalingga 1 pada kader PPP telah lama berkorban ;untuk memberikan pelayanan dan pendidikan politik kepada masyarakat. Begitu juga dalam memberikan pemahaman kepada masyarakat bahwa PPP adalah bahwa PPP adalah sebuah partai Islam dan nasional serta memperjuangkan nilai bahwa Islam sebagai agama 'rahmatan lil alamin'.
"Dalam Pilihan Bupati dan Pilihan Gubernur, PPP menang dan berkontribusi aktif dalam pembangunan, "Peran PPP selama ini tidak bisa diremehkan. Kami berkontribusi positif untuk mewujudkan ci-cita pemerintah.
Bahkan kami berada pada garda terdepan dalam membela kepentingan pemerintah," tegas Aji Setiawan, ST yang juga adalah caleg PPP no urut 1 Dapil 1 Purbalingga.
Sebagai partai berazaskan Islam, lanjut AjI Setiawan, PPP bertekad akan terus memperjuangkan aspirasi umat Islam. Selain itu partai ini pun juga telah membuktikan diri sebagai alat perjuangan politik yang berkhidmat pada nilai dan semangat kebangsaan. Apalagi pada pada hakikatnya partai Islam itu jelas merupakan partai yang nasionalis.
"Bisa dicek dari sejarahnya. Di masa Orde Baru di mana kami diberlakukan tidak adil dan direpresi oleh penguasa beserta aparat partainya yang bernama Golkar iru, kami tetap berdiri memperjuangkan aspirasi rakyat. Jadi kami tidak sepakat adanya pembagian bahwa partai Islam itu bukan partai nasionalis. Ini menyesatkan," ujarnya.
Diakui Aji Setiawan, untuk mengembalikan kejayaan PPP di Purbalingga bukan hal mudah. Di mana pada masa lalu pernah mendapat 23 kursi pada tahun 1974, 17 kursi tahun 1976, 13 kursi tahun 1982 dan 7 kursi pada tahun 1987.
"Apalagi di kalangan umat Islam sendiri, jargon 'Islam Yes Partai Islam No' begitu dalam merasuk. Anggapan ini benar benar telah menyusutkan posisi partai Islam karena dianggap berpolitik itu hal yang 'tabu' bagi kaum Muslim," lanjut Aji.
