Mohon tunggu...
Tante Paku  A.k.a Stefanus Toni
Tante Paku A.k.a Stefanus Toni Mohon Tunggu... wiraswasta -

Membaca dan menulis hanya ingin tahu kebodohanku sendiri. Karena semakin banyak membaca, akan terlihat betapa masih bodohnya aku ini. Dengan menulis aku bisa sedikit mengurangi beban itu. Salam, i love you full.....

Selanjutnya

Tutup

Politik

Mafia Menguasai Indonesia?

28 September 2011   17:48 Diperbarui: 26 Juni 2015   01:31 924
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
http://thetoughcritic.webs.com/mafia_wallpaper_1_800.jpg

Indonesia memang banyak "Pria Terhormat" yang begitu terkenal di segala tempat. Namun makna pria terhormat ini rupanya mencontoh para PRIA TERHORMAT di Italia sono yang maksudnya MAFIOSO artinya mereka itu anggota MAFIA. Ya Indonesia setelah merdeka menjadi ajang adu kekuasaan untuk mengeruk kekakayaan dengan berbagai cara, celakanya cara yang dipakai tak lepas dari cara-cara mafia alias MAIN HAKIM sendiri dengan berlindung pada penegakan hukum. Duduknya perkara memang selalu sambil duduk, maka lahirlah perkara-perkara besar yang dirancang sambil duduk. Mengapa ada anggapan dan perasaan bahwa kita seakan-akan justru merosot keadaannya? Barangkali karena PARA MAFIA itu mempunyai tabiat, bukan saja memenuhi kebutuhan secara konkret, sekaligus juga menciptakan kebutuhan-kebutuhan baru, sehingga tidak ada habis-habisnya. Perasaan senantiasa kekurangan dalam hidup ini tidak ada salahnya untuk dikemukakan agar memberi warna. Agar kita dapat menangkap permasalahannya serta IKUT MENCARIKAN JALAN KELUAR, celakanya jalan keluar sering terbentur dengan JALAN DAMAI dibelakang hukum. Namun, adakah ASPIRASI ANEH sebagai ekspresi diri dan partisipasi diri sebagai tuntutan agar diperlakukan sebagai SESAMA MANUSIA yang bermartabat, agar ditegakkan asas, kepastian, kalau perlu adanya proses hukum. Apakah sudah ada juga yang melihat permasalahannya dari sisi lain? Entahlah, selalu remang-remang. Namun segala permasalahan seharusnya bukan hanya dipecahkan secara retorika dan secara psikologis namun secara konkret, begitulah keinginannya yang terlintas. Padahal pendekatan  penyelesaian itu harus berlangsung saling mengisi dan saling menunjang, KONKRET sekaligus PRAKTIS, PRAGMATIS dan silahkan diukur secara KUANTITATIF, namun jangan meninggalkan partisipasi psikologis untuk terciptanya iklim dan kondisi dalam lingkungan yang diinginkan. Sayangnya semua teori itu selalu MENTOK dalam keinginan para PRIA TERHORMAT alias MAFIOSO yang kadang BERSERAGAM dan kita selalu melihatnya "berkeliaran" di depan mata kita. Di Jepang ada Yakuza, di China ada Triad, lalu kita namakan apa mafia di Indonesia? Tentu agar seluruh dunia tahu bahwa negara kita juga PUNYA MAFIA yang tak kalah hebatnya dengan mereka. Dan, mafia Indonesia tentu lebih santun daripada mereka, sebab mafia kita masih ingat kalau ia PUNYA AGAMA! Sekian.

http://4.bp.blogspot.com/_eixggXq0dwI/TOEVeuhwXWI/AAAAAAAAAEE/q6WLV0izMwk/s1600/mf.jpg
http://4.bp.blogspot.com/_eixggXq0dwI/TOEVeuhwXWI/AAAAAAAAAEE/q6WLV0izMwk/s1600/mf.jpg
Illustrasi : thetoughcritic.webs.com,hizkiaaugustinus.blogspot.com

Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun