Mohon tunggu...
Tante Paku  A.k.a Stefanus Toni
Tante Paku A.k.a Stefanus Toni Mohon Tunggu... wiraswasta -

Membaca dan menulis hanya ingin tahu kebodohanku sendiri. Karena semakin banyak membaca, akan terlihat betapa masih bodohnya aku ini. Dengan menulis aku bisa sedikit mengurangi beban itu. Salam, i love you full.....

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Balasan Sajak Tukang Gusur Fadli Zon

25 September 2016   18:32 Diperbarui: 27 Desember 2016   15:06 6897
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

SAJAK TUKANG KUMUR-KUMUR

Fadli Zon, Fadli Zon
Tukang kumur-kumur itulah lagakmu
Dari dulu selalu ada Gubernur menggusur
Kamu kok hanya bisa kumur-kumur?

Dulu digusur dan diusir sampai manyun
Kini digusur dan diberi Rusun
Kok kamu dulu hanya kumur-kumur saja?

Apa ada cara yang lebih cepat membuat Jakarta Tertib tanpa menggusur?
Dulu digusur dan dihancurkan, kini dimanusiakan dan diberi kemudahan
Sebagai wakil rakyat apa solusimu selain hanya kumur-kumur Zon?

Fadli Zon selalu berkedok rakyat miskin
Agar anaknya bisa jalan-jalan ke Amerika
Agar istrinya bisa pelesir ke luar negeri
Untuk menunjukkan bahwa dia wakil rakyat Indonesia
Sambil menertawakan rakyat miskin
Yang tidak punya harapan masa depan
Walau sudah punya wakil rakyat yang gendut
Dengan kantor penuh sofa empuk
Namun si Zon hanya bisa kumur-kumur saja

Wakil rakyat gendut
Pikirannya hanya berisi kentut
Mulutnya berbau busuk
Mencaci tanpa solusi bak kutu busuk

Ibu kota akan semakin indah dan tenang
Bila Fadli Zon pindah ke dunia arwah
Agar kumur-kumurnya tidak muntah di Jakarta
Biar kaum dhuafa bisa tenang bekerja

Tukang kumur-kumur, tukang kumur-kumur
Karena sering makan duit rakyat yang diwakilinya
Mulutnya penuh kotoran hingga harus selalu kumur-kumur
Sampai kapan kau jadi wakil rakyat?
Tunggu karmamu akan tiba menerkammu
Rakyat yang kau pakai kedok mencuri anggaran
Akan melaknatmu dunia akhirat.

25.9.16

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun