Mohon tunggu...
Aliah
Aliah Mohon Tunggu... Guru - Guru

Seorang guru di SMPN 278 Jakarta

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Seuntai Harapan di Terik Matahari

6 April 2020   05:05 Diperbarui: 6 April 2020   05:35 817
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

“Bang...ngelamun aja nih?”

“Sedang mikirin apa?”, tanyaku sok akrab.

“Ga, Bu...”

“Dagang lagi sepi nih”.

 

“ Di mana-mana orang ga berani keluar”

“ Dagangan masih banyak”.

“Biasanya anak-anak pada beli”.

“Ini dari pagi baru laku sedikit,Bu”.

Syafa  ikut terhanyut dalam perasaan mendengar cerita abang empek-empek itu.

Dia bisa merasakan apa yang dirasakan pedagang itu saat ini. Syafa membayangkan  warungnya juga sepi dari pembeli. Disela-sela pembicaraan Syafa memotong sebentar dan berkata.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun