Mohon tunggu...
Aliah
Aliah Mohon Tunggu... Guru - Guru

Seorang guru di SMPN 278 Jakarta

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Puisi | Sesal

22 Februari 2020   18:10 Diperbarui: 22 Februari 2020   18:16 59
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Saat itu juga jeritan terdengar

Begitu keras diiringi suara tangis histeris

Kuterpaku tak sadar

Telah melukaimu

Kutak bisa menahan emosi

Tubuh dan hatiku gemetar 

Melihat kau menangis histeris

Kutelah dikuasai emosi

Hingga tidak bisa menahan diri

Ku akui aku bersalah 

Melukai diri dan asamu

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun