Mohon tunggu...
Aliah
Aliah Mohon Tunggu... Guru - Guru

Seorang guru di SMPN 278 Jakarta

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Serenada Kepiluan

12 Desember 2018   21:54 Diperbarui: 12 Desember 2018   22:34 96
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

 Dulu kau wanita pujaan lelaki. Parasmu yang elok membuat pria jatuh hati. Banyak pria menaruh harapan padamu. Kau ibarat bunga mawar yang merekah. 

Wangimu menabur keseluruh jagat ini. Tubuhmu semampai membuat pria terbius dan ingin memetikmu. Kau bangga dengan paras elokmu dan semampai tubuhmu. Lenggak -lenggokmu bila berjalan membuat pria tak kedip melihatmu. 

Kini kau semakin lupa diri dengan penciptaMu. Kau tidak mensyukurin anugrah yang dititipkan padamu. Kau semakin menabur pesona ke setiap lelaki. Kau tak menyadari banyak lelaki iseng berhasrat padamu. Dia ingin mengisap sarimu. 

Tapi kau tak menyadari itu semua. Kau semakin jauh melangkah dengan membusungkan dadamu. Pada akhirnya pilihanmu jatuh ke satu pria yang menurutmu pantas untuk menemani hidupmu sampai ajal menjemputmu. Hari-hari  biduk rumah tanggamu dipenuhi dengan kebahagiaan. 

Pada akhirnya lahirlah hasil buah cintamu anak-anak yang lucu dan mungil. Tapi semua itu bukan menambah kebahagiaan dalam bidukmu. Nahkodamu mulai goyah  dan oleng di sapu angin dan badai di tengah lautan. 

Kepercayaan yang selama ini kau beri mulai pudar bersama ditelannya waktu. Lelakimu mulai tergoda dengan mawar yang lebih cantik dan wangi. Kau mulai tersakiti dengan ulahnya. Lelakimu tidak setia lagi. Dia mulai menabur pesonanya dengan mawar-mawar yang lebih  segar . 

Kini biduk rumah tanggamu semakin terancam oleh derasnya terjangan badai. Pada akhirnya kau tak mampu menahan gelombang yang begitu deras dan bertubi-tubi menghantammu. Hingga meja hijau agama menjadi saksi bisu bidukmu.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun