FITK UIN WALISONGO
NAMA: TRI AYUNI PRATIWIÂ
NIM: 1903016031
KELAS: PAI 4A
Materi: Teori Perkembangan Erik Erikson
Setiap orang tua, tentunya mempunyai harapan bahwa anak akan tumbuh menjadi pribadi yang mantap dan mandiri tanpa menghilangkan sisi baik dari karakternya. Pembentukan pribadi yang baik akan berguna sebagai bekal anak untuk menghadapi lingkungan sosialnya sendiri, serta juga menentukan kemampuannya berjuang dalam menghadapi masalahnya sendiri. Manusia dalam kehidupannya tentu mengalami proses perkembangan yang meliputi beberapa tahap.Â
Adapun tahapannya yaitu mulai dari masa anak-anak, remaja, dewasa, hingga lanjut usia. Dari masing-masing tahap tersebut, manusia dihadapkan pada tugas-tugas yang harus diselesaikan dalam setiap tahap perkembangannya yang bersifat psikososial. Psikososial adalah suatu kondisi yang terjadi pada individu yang mencakup aspek psikis dan sosial atau sebaliknya (Zubaedi, 2011 : 201). Teori perkembangan Psikososial ini adalah salah satu teori kepribadian dalam psikologi yang dikemukakan oleh Erik H. Erikson.
Erikson berpendapat bahwa kepribadian manusia berkembang dalam beberapa tahap yang berjalan sesuai dengan prinsip epigenetik yang menyatakan bahwa kepribadian manusia berjalan menurut delapan tahap. Setiap tahap ditentukan oleh faktor genetik/keturunan dan faktor peranan lingkungan/sosial. Penyesuaian sosial akan terus berlangsung hingga usia dewasa yang terbentuk melalui proses belajar dari sesamanya.
Teori perkembangan yang dikemukakan oleh Erik Erikson merupakan salah satu teori yang memiliki pengaruh kuat dalam psikologi. Hal ini berdasarkan pendapat Andi Thahir (2018 : 27) yang menyatakan bahwa teori ini dikatakan sangat selektif karena didasarkan pada tiga alasan. Alasan pertama, karena teorinya sangat representatif, yaitu memiliki kaitan atau hubungan dengan ego yang merupakan salah satu aspek yang mendekati kepribadian manusia.Â
Kedua, menekankan pada pentingnya perubahan yang terjadi pada setiap tahap perkembangan dalam lingkaran kehidupan, dan yang ketiga adalah menggambarkan secara eksplisit mengenai usahanya dalam menggabungkan pengertian klinik dengan sosial dan latar belakang yang dapat memberikan kekuatan/kemajuan dalam perkembangan kepribadian didalam sebuah lingkungan.
Menurut Yeni Krismawati (2014 : 47) dalam membentuk teorinya, Erikson selalu mengaitkan dengan kehidupan pribadinya, dalam hal ini mengenai pertumbuhan egonya. Erikson berusaha menemukan perkembangan psikososial Ego melalui berbagai organisasi sosial dalam kelompok atau kebudayaan tertentu. Ia mencoba meletakkan hubungan antara gejala psikis, edukatif dan gejala budaya masyarakat. Erikson mengemukakan persepsinya bahwa pertumbuhan berjalan berdasarkan prinsip epigenetic. Di mana Erikson dalam teorinya mengatakan melalui sebuah rangkaian kata yaitu :