Mohon tunggu...
Elizza Yuliantari
Elizza Yuliantari Mohon Tunggu... Lainnya - Perempuan

Seorang perempuan, seorang anak, seorang Ibu, seorang Istri juga seorang manusia. Bukan pecinta kopi tapi penikmat beras kencur

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Seribu Kali

30 Januari 2023   10:02 Diperbarui: 30 Januari 2023   12:09 165
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

malam yang gelap pekat terasa begitu mencekat. saat ku tahu sebelumnya kau menaruh rasa padanya, gadis bermata sendu karibku sewindu lalu

gadis bermata sendu itu amat yakin kau tak kan pernah jadi milikku

aku pun tergugu termenung dalam tangis dalam sendu

setelah ku tanya mengapa bisa gadis bermata sendu begitu yakinnya, rupanya ia berada di angka delapan atas rasa cintamu padanya

lalu kau anggap aku ini apa?

hanya sebuah pelarian dari cinta bertepuk sebelah tangan, hanya sebuah dermaga untuk berlabuh.

deburan ombak telah menghancurkan istana pasirku, istana yang baru saja ku buat dalam sekejap.

pedihnya mengapa aku tak berani berlari meninggalkan istana pasirku lantas beranjak

membangun istana batu bataku yang baru

aku tetap memilihmu, bersamamu kendati perasaanmu padaku amat rapuh seperti pasir.

aku memberimu waktu, memberimu hari baru

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun