Mohon tunggu...
Mega Bintang Nurjanah
Mega Bintang Nurjanah Mohon Tunggu... Relawan - Menulis membuka jendela dunia

Menulis membuka jendela dunia

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Generasi Milenial Menjadi Sahabat Bahasa Gaul di Media Sosial

22 Juni 2021   11:56 Diperbarui: 22 Juni 2021   12:46 129
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Generasi milenial merupakan salah satu istilah yang sudah tidak asing lagi, khususnya di media sosial. Generasi ini muncul sebagai bentuk perubahan dari generasi yang eksis pada saat zaman dahulu ke generasi yang eksis pada saat zaman sekarang. Dari segi usia, generasi milenial ini mencakup generasi-generasi yang lahir pada tahun 2.000-an. Generasi milenial ini lahir saat teknologi sudah cukup canggih, sehingga tidak menutup kemungkinan generasi milenial akan tumbuh menjadi seseorang yang tidak buta akan teknologi.

Seiring dengan kemajuan teknologi saat ini, segala informasi dapat tersampaikan dengan baik tanpa harus menunggu waktu yang cukup lama, sehingga keterampilan berbahasa saat ini sangat diperlukan, seperti keterampilan menulis, membaca, dan menyimak. Namun, pemakaian bahasa Indonesia dalam kehidupan sehari-hari sudah mulai pudar dan digantikan oleh pemakaian bahasa anak remaja yang dikenal dengan bahasa gaul.

Nababan (1984:38) mendefinisikan bahwasanya bahasa adalah bagian dari kebudayaan dan bahasalah yang memungkinkan pengembangan kebudayaan sebagaimana kita kenal sekarang. Bahasa dapat pula berperan sebagai alat integrasi sosial sekaligus alat adaptasi sosial, hal ini mengingat bahwa bangsa Indonesia memiliki bahasa yang majemuk.

Menurut Mulyana (2008) bahasa gaul pada umumnya digunakan sebagai sarana komunikasi di antara remaja sekelompoknya selama kurun tertentu. Bahasa gaul merupakan sejumlah kata atau istilah yang mempunyai arti yang khusus, unik, menyimpang atau bahkan bertentangan dengan arti yang lazim ketika digunakan oleh orang-orang dari subkultur tertentu.

Bahasa gaul biasa digunakan untuk berkomunikasi dalam kehidupan sehari-hari. Bahasa gaul ini minimal bisa dimengerti oleh kedua belah pihak yang sedang melakukan percakapan tersebut. Bahasa gaul tidak memiliki ketentuan atau keterikatan yang khusus, bahasa gaul lebih bersifat umum dan bebas, serta biasanya selalu digunakan dalam kondisi yang tidak formal. Orang-orang biasanya merasa lebih nyaman menggunakan bahasa gaul karena biasanya lebih mudah dimengerti dan ketika menggunakan bahasa gaul tersebut orang akan merasa bangga karena ketika orang menggunakan bahasa gaul maka akan dianggap sebagai orang yang keren dan lebih trendi. Selain itu, pada media-media populer seperti TV, radio, dunia perfilman nasional banyak sekali memasukkan bahasa-bahasa gaul tersebut yang dapat memengaruhi remaja dalam berbahasa.

Di Indonesia, akar dari bahasa gaul adalah bahasa prokem. Kata prokem itu sendiri merupakan bahasa gaul yang berasal dari preman. Bahasa prokem mulanya digunakan para preman yang kehidupannya erat dengan kekerasan, kejahatan, dan minuman keras. Para preman ini menggunakan bahasa prokem agar orang lain tidak mengetahui apa yang sedang mereka bicarakan, namun seiring berjalannya waktu bahasa tersebut sudah menyebar dan bukan suatu hal yang menjadi rahasia lagi, orang luar yang bukan premanpun mengikuti bahasa tersebut dan tidak asing lagi untuk diucapkan.

Di era saat ini, bahasa gaul biasanya muncul dari sosial media yang sangat digemari oleh para remaja. Dari sinilah bahasa gaul dan istilah-istilah baru semakin beredar dan menjadi tren yang sangat sering digunakan seperti, mager (males gerak), baper (bawa perasaan), gabut (bosan), galau (sedih), dan masih banyak lagi yang lainnya. Tak jarang pula generasi milenial saat ini sering menggunakan bahasa Indonesia yang dicampur dengan bahasa asing, sehingga menyebabkan lahirnya bahasa gaul.

Sehubungan dengan semakin eratnya penggunaan bahasa gaul yang digunakan oleh sebagian besar generasi milenial saat ini, perlu adanya tindakan dari semua pihak yang peduli terhadap eksistensi bahasa Indonesia yang merupakan bahasa nasional, bahasa persatuan, dan bahasa pengantar dalam dunia pendidikan.

Jika bukan kita, maka siapa lagi?

Jikan bukan sekarang, maka kapan lagi?

Ayo menjadi gaul namun tidak pernah melupakan bahasa persatuan kita yakni bahasa Indonesia....

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun