Mohon tunggu...
Kang Miftah
Kang Miftah Mohon Tunggu... Administrasi - Kontributor Kompasiana

Kompasianer 2012 Hp : 081586662186

Selanjutnya

Tutup

Catatan Artikel Utama

Bijaklah dalam Menentukan Souvenir Nikah

19 Mei 2015   08:45 Diperbarui: 17 Juni 2015   06:50 1871
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Sumber Gambar : tasbihcantik.blogspot.com/2012/07/souvenir-pengajian-40-hari.html

Rul… Souvenir gue, buat loe nih!!” tukas Ndaru kepada Rully yang sama sama teman penulis sesaat mereka menerima souvenir ketika menghadiri acara resepsi pernikahan seorang sahabat bernama Kiki di kota Bogor bulan kemarin. Baik Ndaru yang menganut agama nasrani maupun Rully yang muslim, keduanya adalah mantan aktivis organisasi kepemudaan di Bogor dan mereka sudah saya anggap sebagai keluarga sendiri.

Sebentuk penolakan halus yang di lakukan Ndaru ketika menerima Souvenir nikah berbentuk tasbih (alat yang biasa digunakan untuk wirid bagi orang muslim) bukan tanpa alasan. Ia paham betul bahwa cendera mata tersebut tidak akan terpakai. Lantas dengan bersikap demikian, apakah Ndaru keliru? Menurut hemat penulis, tindakan Ndaru menyerahkan Souvenir kepada Rully kala itu sudah sangat tepat, ketimbang ia terima lalu dibuang, malah ujung ujungnya mubajir bukan?

Coba hitung, kira kira berapa banyak kasus diatas terjadi di masyarakat kita. Dimana seorang pasangan nikah ketika menentukan cendera mata untuk dibagikan kepada para tamu undangan, sebelumnya tidak memperhitungkan fungsi dan kandungan manfaat dari barang itu sendiri. Sehingga, barang yang dibeli dengan harga mahal dan mendapatkannya dengan susah payah harus berakhir di tong sampah.

Untuk meminimalisir kejadian yang sama serta menjauhi perbuatan mubajir dan souvenir yang kita bagikan terlihat lebih menarik, barangkali tips tips dibawah ini bisa membantu sahabat kompasiana dalam menentukan Souvenir nikah:

Pertama, kalau anda tidak memiliki dana lebih untuk pengadaan souvenir mewah, langkah yang harus dilakukan agar tidak mubajir adalah dengan memilih souvenir berharga murah tapi tidak murahan. Kita jangan terjebak dalam memilih Souvenir. Souvenir yang beredar di pasaran itu ada souvenir yang tampaknya murah dan bermanfaat, tapi memiliki kualitas yang buruk sehingga cepat rusak. Banyak juga souvenir murah dan tidak punya manfaat. Hal ini harus kita hindari. Kalau saran penulis, pilihlah souvenir yang harganya murah tapi punya keunikan tersendiri dan berkualitas nomor satu di kelasnya.

Kedua, Banyak ditemukan souvenir yang kita dapatkan sepulang menghadiri acara nikah hanya untuk di pajang. Ini terbilang mubajir dan akan jauh lebih baik kalau kita memilih souvenir pernikahan yang antik dan memiliki kegunaan. Contohnya seperti kipas, gelas, dompet atau buku catatan. Souvenir tersebut  selain berguna untuk dipakai sehari hari, juga bisa digunakan sebagai hiasan.

Ketiga, tidak dipungkiri kalau dipesta pernikahan yang kita langsungkan akan melibatkan tamu dari beragam keyakinan. Para tamu yang hadir di acara nikah adalah orang orang yang dengan tulus serta penuh suka cita memberikan doa restu bagi kedua mempelai. Hormati dan hargai mereka dengan tidak membagikan souvenir yang mengandung unsur unsur agama didalamnya.

Kalaupun mau melakukan hal itu, sediakanlah dua jenis souvenir yang berbeda. Semisal yang satu souvenir umum dan satunya lagi khusus buat penganut agama tertentu, walau dalam pelaksanaannya akan sulit, karena tidak mungkin kita menanyakan satu persatu apa agama mereka. Jalan tengahnya adalah pilihlah souvenir yang bersifat universal.

Ke Empat, Jumlah souvenir yang kita sediakan tentu saja tergantung pada jumlah undangan. Semakin banyak undangan, maka souvenir yang harus kita siapkan juga harus banyak. Dititik ini, agar tidak mubajir, maka kita dapat menyiasati dengan beberapa alternative demi penghematan. Semisal yang mendapatkan souvenir cukup dari undangan perempuan atau hanya kerabat dekat. Sehingga kita bisa menentukan berapa souvenir yang harus disiapkan, tidak terlalu banyak namun juga tidak kurang. Sesuaikan dengan jumlah undangan.

Terakhir, kita punya kebebasan untuk berkreasi menyesuaikan souvenir dengan tema pesta pernikahan. Misalnya dengan memilih bulan Agustus sebagai bulan pernikahan, souvenir yang kita sediakan bernuansa merah putih. Atau menyesuaikan dengan adat tertentu, sehingga souvenir kita matching dengan acaranya..

Demikian tips sederhana yang bisa saya bagikan, semoga keberadaannya dapat memberi manfaat untuk sahabat sekalian

Salam santun,

Jakarta, 19/05/2015



Kang Miftah



Mohon tunggu...

Lihat Catatan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun