Mohon tunggu...
Ilmi Nuraini
Ilmi Nuraini Mohon Tunggu... Arsitek - 🌜

Mari berimajinasi

Selanjutnya

Tutup

Financial

Masalah Ekonomi dan Korban Anak

17 Februari 2020   04:51 Diperbarui: 17 Februari 2020   04:54 168
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Finansial. Sumber ilustrasi: PEXELS/Stevepb

Permasalahan ekonomi membuat sebagian masyarakat terpaksa untuk mengemis. Mereka sebenarnya juga  tidak mau, tetapi mereka tak punya pilihan karena peluang pekerjaan yang sedikit. Ditahun 2019 lalu pengemis di Indonesia diperkirakan mencapai 77.500 orang. Masalah ekonomi ini akhirnya berimbas pada anak - anak polos yang mengemis di jalanan. Tidak hanya itu, bahkan mereka menjadi korban perdagangan anak. Tetapi yang disesali adalah hal ini menjadi kesempatan untuk orang tua agar anaknya menghasilkan uang dengan cara yang mudah. Tidak sedikit peristiwa ini terjadi bahkan disetiap tahunnya selalu terjadi.

Di tahun 2020 ini sudah dikabarkan ada 6 kasus ekploitasi anak karena permsalahan ekonomi dan orang tua yang tidak bertanggung jawab. KPAI kemudian akan menindaklanjuti permasalahan ini. Ditemukan satu anak sebagai korban perdagangan dan pencabulan di Sulawesi Utara hingga kasus terakhir yang didapat yaitu tiga anak korban prostitusi dalam jaringan. Anak  anak tersebut terlantar begitu saja, dipaksa untuk bekerja dan melakukan hal yang sangat tidak pantas. Menanggapi kasus ini, pihak terkait perlu segera didorong untuk mendapatkan hak  haknya terutama penanganan dari kementrian maupun lembaga.

Jika benar inti dari permasalahan ini adalah ekonomi, maka solusi pertama yang perlu dilakukan adalah perluasan lapangan pekerjaan terutama bagi masyarakat kecil. Memang benar, uang bukanlah tolak ukur kebahagiaan dalam suatu keluarga. Tetapi sebagai manusia yang hidup uang menjadi salah satu cara pemenuhannya. Hal ini yang membuat manusia baik bisa menjadi jahat karena terpaksa. Namun, jika pemenuhan pekerjaan dapat terpenuhi tentunya akan mengurangi korban anak. Keterampilan masyarakat pun perlu diasah dengan dibangunnya pelatihan gratis secara meyeluruh. Maka disini penting sekali pemerataan. Pemerintah juga perlu mengadakan sosialisasi lebih luas lagi sehingga masyarakat dapat memahami eksploitasi anak dan bahayanya. Dengan mengupayakan solusi terhadap awal permasalahan tersebut, diharapkan akan berkurangnya korban anak karena bekerja dibawah umur hingga perdagangan anak.

(dikutip dari http://amp.galamedianews.com/nasional//246052/tahun-2020-kpai-temukan-enam-kasus-dugaan-perdagangan-dan-ekploitasi-anak.html)

Nama : Anggit Nurardiana P.

Kelas : XII MIPA 1

Mohon tunggu...

Lihat Konten Financial Selengkapnya
Lihat Financial Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun