Yogyakarta -- Kegiatan edukatif berbasis praktik langsung bersama adik-adik santri dari Omah Ngaji digelar di Lahan Penelitian Sawitsari Fakultas Biologi Universitas Gadjah Mada (UGM), Yogyakarta. Kegiatan tersebut mengambil bentuk pelatihan sederhana namun penuh makna, yakni edukasi penanaman pohon yang melibatkan pelajar usia sekolah dasar dan menengah pertama. Bertempat di lahan terbuka yang dikelilingi pepohonan rindang, kegiatan ini dirancang tidak hanya sebagai pembelajaran teknis, tetapi juga sebagai upaya literasi lingkungan bagi generasi muda.
Lahan Penelitian Sawitsari merupakan salah satu unit penting yang dimiliki Fakultas Biologi UGM. Area ini berfungsi sebagai pusat penelitian tanaman, pengembangan keanekaragaman hayati, konservasi, serta lokasi edukasi ekologis berbasis pengalaman lapangan. Dalam beberapa tahun terakhir, Sawitsari menjadi lokasi pelatihan dan pembelajaran luar ruang yang secara berkala melibatkan mahasiswa, guru, komunitas masyarakat, serta pelajar dari berbagai jenjang pendidikan.
Kegiatan edukatif ini menjadi salah satu bentuk konkret penerapan pendekatan pembelajaran kontekstual. Dengan menghadirkan anak-anak secara langsung ke lapangan, mereka tidak hanya menerima pengetahuan secara teoritis, tetapi juga mempraktikkannya secara langsung di bawah bimbingan fasilitator berpengalaman.
Kegiatan dimulai dengan pemaparan materi oleh narasumber yang sekaligus menjadi fasilitator utama. Dalam penyampaiannya, pemateri menyampaikan pentingnya menjaga keseimbangan lingkungan dan peran pohon dalam menyerap karbon, menjaga kesuburan tanah, serta mendukung kelangsungan hidup makhluk hidup lainnya. Para peserta yang didominasi oleh siswa madrasah tampak antusias menyimak, mencatat, dan mengajukan pertanyaan secara aktif.
Berbeda dari kegiatan pembelajaran di ruang kelas, pelatihan ini memanfaatkan ruang terbuka sebagai media interaktif. Anak-anak duduk melingkar di bawah pepohonan rindang, mendengarkan dengan seksama setiap instruksi yang diberikan. Pendekatan ini menciptakan suasana pembelajaran yang tidak hanya menyenangkan, tetapi juga mengajak anak-anak lebih dekat dengan alam secara fisik dan emosional.
"Pengetahuan itu akan lebih kuat melekat jika diperoleh melalui pengalaman langsung," ujar fasilitator. Ia juga menekankan bahwa edukasi lingkungan harus dimulai sejak usia dini agar generasi mendatang memiliki kesadaran ekologis yang kuat.
Usai sesi pengantar, anak diajak untuk mempraktikkan cara menanam pohon secara langsung. Setiap kelompok diberikan pot besar, media tanam berupa campuran kompos dan tanah, bibit pohon lokal, serta peralatan tanam sederhana. Anak-anak tampak antusias menggali tanah menggunakan sekop kecil, menanam bibit ke dalam pot dengan hati-hati, dan merapikan media tanamnya. Secara tidak langsung, ini merupakan pengalaman yang sangat menyenangkan dan berharga bisa secara langsung cara belajar menanam yang baik.
Tidak hanya memberi wawasan ekologis, kegiatan ini juga mendorong siswa untuk belajar nilai-nilai kedisiplinan, kerja sama, dan tanggung jawab terhadap makhluk hidup lain. Masing-masing peserta diberikan tugas untuk merawat tanaman mereka di rumah atau sekolah sebagai bagian dari keberlanjutan pembelajaran.
Di tengah meningkatnya isu perubahan iklim dan krisis ekologi global, kegiatan edukatif semacam ini menjadi semakin relevan. Pendidikan lingkungan hidup tidak hanya menjadi materi dalam kurikulum formal, tetapi perlu didukung dengan pendekatan praktis agar dapat dipahami secara utuh oleh mereka. Kegiatan di lahan penelitian fakultas Biologi UGM ini merupakan contoh bagaimana institusi pendidikan dapat berperan aktif dalam mendukung transformasi pendidikan menuju arah yang lebih ekologis dan kontekstual.
Fakultas Biologi UGM, melalui Lahan Penelitian Sawitsari, menunjukkan bahwa kampus bukan sekadar ruang akademik tertutup, tetapi juga dapat menjadi ruang inklusif bagi pembelajaran masyarakat. Terlebih, kegiatan ini mampu menjangkau kelompok peserta dari latar belakang madrasah dan pendidikan dasar, yang seringkali memiliki akses terbatas terhadap pengalaman pembelajaran berbasis lapangan.