Belum lama ini ramai menjadi perbincangan di masyarakat. Ramainya perbincangan di tengah masyarakat bukan karena kemegahan atau bentuknya apalagi maknanya. Melainkan keramaian tersebut terjadi diakibatkan adanya tulisan Lorem Ipsum Dolor Amet, Consectetuer Idipscing Elit. Tulisan tersebut erat kaitannya dengan desain grafis.
Hal ini memicu berbagai tanggapan dari netizen di media sosial. Ada yang menyayangkan rendahnya ketelitian pemegang proyek. Dan tidak sedikit pula yang menjadikannya bahan candaan. Terkait keributan tersebut Plt. Deputi Bidang Sarana dan Prasarana Otorita IKN Danis Hidayat Sumadilaga angkat bicara mengenai tulisan tersebut. Dan juga mengonfirmasi bahwa tulisan yang terpampang itu memang belum final.
"Signage (tugu) tersebut nantinya akan memuat narasi tentang asal-usul serta menceritakan sejarah berdirinya IKN," jelas Danis kepada media mengutip KompasTv, Senin (21/04/2025).
Lorem ipsum digunakan sebagai pengganti teks dalam desain grafis hingga penerbitan. Penggunaannya dimaksdukan untuk lebih focus pada desain yang ada tanpa terganggu dengan teks yang ada. Sehingga jika kita mencari template desain akan menemukan adanya teks tersebut didalamnya.
Penggalan teks tersebut berasal dari :
Lorem ipsum dolor sit amet, consectetur adipiscing elit, sed do eiusmod tempor incididunt ut labore et dolore magna aliqua. Ut enim ad minim veniam, quis nostrud exercitation ullamco laboris nisi ut aliquip ex ea commodo consequat. Duis aute irure dolor in reprehenderit in voluptate velit esse cillum dolore eu fugiat nulla pariatur. Excepteur sint occaecat cupidatat non proident, sunt in culpa qui officia deserunt mollit anim id est laborum(Britannica).
Arti dalam Bahasa Indonesia:
"Demikian pula, tidak adakah orang yang mencintai atau mengejar atau ingin mengalami penderitaan, bukan semata-mata karena penderitaan itu sendiri, tetapi karena sesekali terjadi keadaan di mana susah-payah dan penderitaan dapat memberikan kepadanya kesenangan yang besar. Sebagai contoh sederhana, siapakah di antara kita yang pernah melakukan pekerjaan fisik yang berat, selain untuk memperoleh manfaat daripadanya? Tetapi siapakah yang berhak untuk mencari kesalahan pada diri orang yang memilih untuk menikmati kesenangan yang tidak menimbulkan akibat-akibat yang mengganggu, atau orang yang menghindari penderitaan yang tidak menghasilkan kesenangan?"(mediaindonesia).
Jika melihat dari sejarahnya, teks ini berasal dari sastra latin klasik karya Marcus Tullius Cicero, seorang filsuf Romawi kuno dari era 45 SM. Dalam keberadaanya sendiri tidak lah popular hingga pada tahun 1960. Ketika Letraset menggunakannya sebagai lembaran transfer pracetak untuk digunakan dalam periklanan.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI