Mohon tunggu...
22024meilisnapurba
22024meilisnapurba Mohon Tunggu... Mahasiswa Universitas Sumatera Utara

Solitude 🧣 Bersama aku berbicara, sendiri aku menulis

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Kampung Ulos Huta Raja : Menelusuri Keindahan dan Jejak Sejarah Ulos Tradisional Sebagai Warisan Budaya Batak

19 Mei 2025   22:44 Diperbarui: 19 Mei 2025   22:58 62
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber///Dokumentasi Pribadi ketika berkunjung ke Kampung Ulos 16 Mei 2025

Di tengah keindahan alam Sumatera Utara tersembunyi sebuah tempat bersejarah yang menyimpan banyak sekali warisan-warisan sejarah yang dapat dipelajari yaitu Kampung Ulos Huta Raja yang memiliki kekayaan sejarah dan tradisi yang mendalam menawarkan pengalaman tak terlupakan bagi setiap wisatawan yang berkunjung.

Kampung Ulos Huta Raja terletak di Desa Lumban Suhi-Suhi Toruan Kecamatan Pangururan, Kabupaten Samosir Provinsi Sumatera Utara.Kampung ini dikenal sebagai pusat kerajinan tenun Ulos Batak Toba dan merupakan kawasan wisata yang dikembangkan di tepi Danau Toba.Kampung Ulos Huta Raja, yang terletak di Desa Lumban Suhi-suhi Toruan, Kecamatan Pangururan, Kabupaten Samosir ini, diresmikan pada tanggal 2 Februari 2022 oleh Presiden Joko Widodo. Penataan kembali kawasan Kampung Ulos Huta Raja ini juga diresmikan bersamaan dengan Kampung Ulos Huta Siallagan di Kecamatan Simanindo. Saat memasuki kawasan Kampung Ulos ini, kita akan disambut oleh gadis dari sanggar tari tertentu dengan tarian tradisional Batak yang memukau sehingga membuat wisatawan semakin penasaran dengan kampung Ulos ini

Selain tempatnya yang berada di kawasan Danau Toba, Kampung ini juga menjadi sebuah destinasi yang menawarkan pengetahuan sejarah yang luas.Dengan mengunjungi kampung ulos ini kita bisa mengetahui bagaimana proses perkembangan Ulos menjadi warisan budaya yang berharga.

Berdasarkan pengamatan Kampung Ulos terlihat terawat, kampung Ulos terdiri dari beberapa rumah panggung yang tersusun rapi.Rumah ini ini di sebut sebagai rumah Bolon.Berdasarkan wawancara dengan keturunan pemilik rumah, setidaknya usia rumah Bolon tersebut sudah ada sekitar 200-250 tahun.

Di kawasan kampung ini juga ada beberapa makam, makam-makam tersebut merupakan makam dari keturunan orang Batak yang dahulu menempati Rumah Bolon tersebut.Berdasarkan cerita-cerits masyarakat setempat, makam yang berada di tengah-tengah perkampungan kampung Ulos ini bisa bergerak atau berpindah.Rumah Bolon terlihat mempesona dengan ukiran-ukiran yang membentuk corak tertentu yang dengan warna merah,hitam,dan putih yang tentunya memiliki makna simbolis di baliknya.

Selain itu yang paling menarik dari kampung ulos ini adalah, wisatawan dapat melihat langsung bagaimana cara pembuatan ulos secara langsung dari penenun.Para penenun Ulos Batak menenun di depan rumah adat Bolon ini.Berdasarkan wawancara, para penenun mulai menenun mulai dari jam 08.00 pagi hingga jam 18.00, sehingga wisatawan dapat mengamati langsung proses bertenun yang dilakukan oleh para perempuan setempat yang tinggal di kampung ini.

Menurut para penenun, menenun Ulos cukup sulit dan diperlukan kesabaran yang cukup besar agar bisa menghasilkan Ulos dengan kualitas yang baik Proses penenunan berlangsungnya sekitar 2-3 bulan untuk menyelesaikan satu Ulos tersebut.Dalam proses pembuatannya pun masih sangat sederhana dengan menggunakan alat tenun tradisional bernama Hasuksak.Yang cukup menarik perhatian juga adalah motif-motif dari tenunan yang berbeda-beda.

Setiap Ulos juga memiliki fungsi masing-masing yang tentunya berbeda-beda.Ada Ulos yang fungsinya untuk acara pernikahan,acara meninggal,dan juga acara mangokkal holi.Setiap Ulos memiliki makna yang berbeda.Ulos hasil tenunan di kampung ulos ini memiliki warna yang terbuat dari bahan-bahan alami yang disebut indigo dan bisa juga terbuat dari kunyit.Adapun proses bertenun yang dilakukan oleh para perempuan di kampung ini adalah persiapan benang, dimana benang pembuatan Ulos Tradisional Batak Toba ini berasal dari Tarutung.Kemudian dilanjutkan dengan pemasangan benang pada alat tenun, proses mewarnai benang dan menenun,dan finishing 

Berdasarkan wawancara dengan masyarakat setempat,menenun sudah menjadi tradisi yang turun temurun yang tetap dikembangkan hingga saat ini."Saya sudah bertenun sejak saya masih remaja.Di sini saya sudah menenun kurang lebih 40 tahun" Ucap salah satu penenun yang berada di kampung Ulos ini.Berdasarkan penuturannya juga hingga kini anak-anak juga bahkan diajari bertenun untuk melestarikan tradisi tersebut.

Di depan rumah Bolon, hasil dari tenunan warga setempat dipamerkan dengan cara di gantung ke tiang rumah, dengan begitu wisatawan langsung bisa melihat hasil tenunan tersebut dan bahkan jika berminat dapat membelinya.Di kampung Ulos ini juga tersedia Gallery untuk menyimpan hasil tenunan dari warga setempat yang memiliki nilai dan kualitas yang baik.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun