Mohon tunggu...
2130021035 ALFIYAH INDAH YANTI
2130021035 ALFIYAH INDAH YANTI Mohon Tunggu... Mahasiswa - alfiyah indah yanti

semua mulai dari kita sendiri

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Kembali ke Indonesia yang Nyata

27 Oktober 2021   19:41 Diperbarui: 15 November 2021   11:01 126
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Ketika kita berbicara tentang budaya, kita akan sangat pandai menyebutkan jenisnya, yang telah kita pelajari sejak kita masih taman kanak-kanak, guru kita atau mungkin orang tua kita telah memberi tahu kita tentang berbagai macam budaya Indonesia. Kami telah belajar budaya tradisional, seragam, lagu, dan tarian. 

Dan juga budaya agama, Budaya adalah bagian dari kehidupan kita, ini adalah karakter suatu bangsa. Memahami budaya akan sangat bermanfaat tidak hanya bagi kehidupan kita tetapi juga bagi negara ini. Bung Karno dalam Tri Sakti-nya menekankan pentingnya bangsa yang berbudaya.

Bahkan setiap daerah, setiap negara memiliki budayanya masing-masing. Dengan banyaknya budaya tersebut, sesungguhnya Indonesia harus menjadi negara besar dengan toleransi yang besar, negara yang kuat, dan negara yang paling kaya. Tapi sekarang pada kenyataannya semua terbalik. 

Banyak diskriminasi, bullying, saling berduka, saling berkelahi, bagaimana bisa. Orang-orang mulai melupakan budaya mereka sendiri, mereka lebih suka mempelajari budaya barat daripada budaya mereka sendiri. Yang lebih menyedihkan adalah remaja kita, generasi penerus perlahan mulai meninggalkan budaya lokal. 

Bukan budaya modern yang bisa menyaingi budaya tradisional, tapi kami tidak memberikan nilai tinggi dan mempertahankan budaya tradisional kami. Kami berasumsi bahwa budaya modern (budaya barat) lebih baik daripada budaya tradisional. Anggapan itu salah karena budaya modern tidak semuanya cocok dengan budaya kita. 

Pemikiran itu membuat budaya dan nilai-nilai tradisional dikesampingkan sehingga kami katakan tidak bisa menyaingi. Serta toleransi terhadap perbedaan suku, ras, agama, dan adat istiadat juga semakin berkurang. Jadi bukan tidak mungkin jika suatu saat kita akan kehilangan budaya kita, negara ini akan kehilangan karakternya. 

Berhenti memikirkannya, kita harus mengubah pola pikir kita. Kita harus menyadari bahwa kita tidak dapat menghindarinya. Hal terpenting yang harus kita pikirkan adalah.          

Kebudayaan erat kaitannya dengan masyarakat, kita adalah masyarakatnya. Kita membutuhkan peran serta masyarakat dalam melestarikan budaya kita sendiri, tanpa harus menutup diri dengan budaya luar. Mari kita mulai dari diri kita sendiri selain ancaman eksternal, jadi kita harus mengembangkan sikap kita: 

* Sikap toleransi (saling menghormati) dan tidak mementingkan kepentingan golongan, golongan, ras atau suku. Semuanya dipikirkan demi kebaikan bersama. 

* Sikap menegakkan hukum bagi semua warga negara, tanpa memandang posisi dan kepentingan kelompok tertentu. * Sikap nasionalisme, yaitu cinta tanah air. 

* Kesadaran sosial adalah sikap tolong menolong dalam kehidupan bermasyarakat. Mari kembali ke budaya kita, mari bersatu sebagai bangsa Indonesia, mari lestarikan budaya kita, dan mari menjadi negara besar yang penuh kedamaian, cinta, persatuan dan rasa hormat.

NAMA : ALFIYAH INDAH YANTI

NIM :2130021035

PRODI : KESEHATAN 

UNIVERSITAS : NAHDLATUL ULAMA SURABAYA

TUGAS UTS Bahasa Indonesia

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun