Mohon tunggu...
NINDY KURNIA CAHYAWATI
NINDY KURNIA CAHYAWATI Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Media menuangkan tugas-tugas kuliah.

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Pahit Getirnya Pengalaman Kerja

23 Oktober 2021   13:55 Diperbarui: 13 November 2021   12:05 556
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

Hallo guys, kali ini aku ingin berbagai cerita pengalaman rasa suka dan dukaku sebagai remaja yang sedang mulai menempuh kehidupan sebagai wanita karier. First of all, kira-kira wanita karier itu apa sih? Menjadi wanita karier adalah potensi finansial yang akan didapatkan. Mereka akan mendapatkan penghasilan sendiri dengan kemampuan yang dimiliki oleh seorang wanita selain itu, menjadi wanita karir dapat melatih skill dan kemandirian seorang wanita. Yes, that’s right. Tetapi, tidak sesederhana itu, Sobat. Di balik meja kerja aku kadang kala bisa merasa stres karena tekanan, deadline, dan to do list yang ga ada habis-habisnya.

Banyak yang berpikir, apa sih enaknya jadi wanita karier? Apalagi menurut budaya Indonesia sesukses apapun seorang wanita itu ujung-ujungnya bakalan masuk dapur juga. Bahkan kodratnya wanita itu telah ditetapkan sejak dulu untuk mengurus rumah tangga kelak. Oke, aku sebagai wanita menerima semua itu, tapi di sinilah sebenarnya kekuatan dari seorang wanita, jika pria dilahirkan memiliki tingkat fokus yang tinggi, maka wanita dilahirkan memiliki kemampuan multi-tasking yang baik. Tidak heran, banyak wanita generasi milennial sekarang menempuh pendidikan tinggi, bekerja, mengurus rumah tangga, meng-handle semua tanggung jawab sendirian lho. Bahkan tidak menutup kemungkinan seorang wanita dapat mencapai tingkat kesuksesan yang melebihi dari seorang pria. Aku salah satunya wanita yang ingin mencapai tujuan tersebut.

Statusku sekarang adalah mahasiswa semester awal, aku mulai bekerja pada tahun 2019. Alasanku gapyear pada waktu itu adalah untuk membiayai hidup sendiri karena posisiku anak pertama, walaupun orangtua kurang men-support tapi dengan mindset aku yang ingin mandiri  mulai mencari info lowongan pekerjaan yang cocok untuk dengan passionku kala itu. Akhirnya aku mendapat pekerjaan di salah satu kantor P3GI sebagai teknisi lab kuljar,dengan gaji yang masih jauh di bawah rata-rata aku mencoba pekerjaan itu selama 2 tahun. Lama banget 2 tahun? Pada waktu itu aku merasa nyaman dengan pekerjaan ini, perkerjaan yang tidak membutuhkan tenaga yang berlebih. Awal aku masuk patner disana baik-baik, tapi lama-lama aku merasa ada yang aneh. Persaingan yang semakin ketat, menjatuhkan teman satu sama lain, mengadu domba, hingga ada yang terkena bully. Selama 2 tahun berjalan aku mulai merasa tidak nyaman. Tetapi teman dekat aku bilang “ Tahanin aja,” banyak yang bilang kalimat itu padaku, tapi aku bukannya nggak mau bertahan, tapi aku udah merasa tidak nyaman.

Lika-liku yang aku jalani selama di perusahaan itu sangat banyak dan jujur saja pengalaman dan mentalku terasah di sana. Mulai dari pekerjaan banyak di luar dari jobdesc yang dijanjikan, bos yang super duper galak, manajerku yang merendahkan aku, rekan kerja yang selalu mencari celah kesalahan, sampai dengan senior yang menghalalkan segala cara untuk menjatuhin juniornya sendiri. Karena senior dan rekan kerjaku yang selalu mencari titik kelemahan aku dan memperdaya atasanku yang menjadi alasan aku diberhentikan.

Sedih memang, di saat itu aku menangis dalam kesendirian. Dan aku juga berbohong kepada orangtuaku dengan mengatakan aku yang ingin segera berhenti dari perusahaan tersebut karena beban pekerjaanku yang overload.

Sebelumnya aku juga pernah sharing ke orangtua aku tentang masalah rekan kerja dan beban yang aku embani selama bekerja. Beribu nasihat yang diberikan oleh orangtua aku cukup membuat aku tetap bertahan di perusahaan di kala itu. Pasca aku menjadi mahasiswa, menurunkan semangat aku untuk beraktivitas, aku merasa down, stres banget. Aku mulai kewalahan dengan pekerjaan dan tugas kuliahku yang sering bentrok jam dan status aku masih menjadi karyawan. Dan saat itu pula aku mulai berpikir untuk melanjutkan pendidikan yang lebih tinggi, agar bisa mencari alasan kenapa aku ingin berhenti berkerja.

Awalnya aku mulai menyemangati diri untuk memulai rutinitas di masa perkuliahan, dan aku mulai bangkit. Demi menjaga rasa tanggung jawab, aku dapat dikatakan lembur hampir setiap hari. Hal ini membuat aku lelah, karena pembagian waktu aku sebagai mahasiswa terbatas, dan aku tidak bisa bekerja full time dikarenakan aku masih punya kegiatan di kampus. Tetapi aku harus tetap bertahan supaya bisa membantu perekonomian keluarga. Dari sini aku belajar bahwa apabila kita memaksakan suatu kehendak atau segala sesuatu yang bersifat terpaksa tidak akan membuahkan hasil yang memuaskan.

Aku mulai tetap bekerja dan beradaptasi di perusahaan dan menggangap tidak terjadi apa-apa, beruntungnya aku bertemu rekan kerja yang baik serta orang-orang yang dapat memberikan aku inspirasi dan membantu aku untuk memahami nilai-nilai kehidupan baik secara budaya dan sosial. Aku bersyukur banget, bahkan pola pemikiran aku yang masih labil di umur aku yang baru beranjak kepala dua dapat diubah ke arah yang lebih positif. Akhirnya aku memutuskan untuk membangun relasi dan dunia karier aku mulai dari sekarang sambil tetap melanjutkan studiku. Dan mungkin di masa yang akan datang karier aku akan menjajaki ke jenjang yang lebih tinggi, namun kenangan manis yang aku alami sekarang tetap menjadi pengalaman dan momen yang berharga bagi aku, karena disinilah lika-liku perjalanan karier aku dimulai.

Begitulah kisah yang ingin kubagikan ke semua teman-temanku. Semoga dapat menjadi inspirasi bagi semua. Apabila sobat sedang dilanda kebimbangan dalam perjalanan karier, saranku cobalah untuk menceritakannya kepada sahabat, keluarga, atau senior di tempat sobat bekerja. Bangunlah relasi yang baik dan berkumpulah dengan orang-orang yang positif, maka secara langsung pemikiran sobat akan terarah lebih positif. Jangan ragu dan malu untuk sharing, ya. Karena dengan sharing ini menjadi salah satu cara untuk mengurangi beban kalian loh. Semangat ya buat kalian yang berproses dewasa.

Nama : Nindy Kurnia Cahyawati

Nim : 2130021001

Prodi : S1 Kesehatan Masyarakat

Universitas Nahdlatul Ulama Surabaya

Tugas UTS Bahasa Indonesia 

Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun