Charity Talkshow sebagai bentuk penyaluran kasih, “Apolonia” kepada masyarakat yang membutuhkan, dengan tema “ABUTMENT: Allow Bridges to Form, Whilst Seeking Your Peace of Mind and Happiness Within You”.
(23/11) Sebagai perwujudan pengabdian kepada masyarakat, Organisasi Kerohanian Katolik Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Trisakti “Apolonia” akan kembali mengadakan Bakti Sosial sebagai kegiatan tahunannya yang akan diselenggarakan pada akhir tahun ini. Berbeda dari tahun-tahun sebelumnya, tahun ini diadakan pre-event dari acara Bakti Sosial Apolonia, yaitu kegiatanKegiatan ini dilaksanakan pada hari Sabtu, 23 Oktober 2021 secara daring melalui Zoom Meeting dalam rangka Dies Natalis Universitas Trisakti yang ke-56. “Kami memilih topik ‘Insecurity & Self-Acceptance’ dan ‘Toxic Positivity’ karena kami yakin dan saya pun turut merasakan bahwa kita sebagai mahasiswa/i pastinya pernah atau bahkan sering merasakan kedua permasalahan tersebut dalam kehidupan kita sehari-hari, baik secara sadar maupun tidak sadar”, ujar Wilbert Alvin Genesis Cokro sebagai Ketua Pelaksana Kegiatan Charity Talkshow with Apolonia atau yang disingkat CHANIA ini.
Bentuk acara penggalangan dana tersebut berupa talkshow bertemakan kesehatan mental dengan subtema “Insecurity and Self Acceptance” dan “Toxic Positivity”. Acara talkshow dipandu oleh dua pembicara hebat yang menekuni bidang terkait, yaitu Gayatri Hutami Putri, S.Psi. dan Samanta Elsener, M.Psi., Psikolog.
Sesi pertama acara talkshow dimulai dengan kak Gayatri yang memperkenalkan dan membawa partisipan acara untuk mengenal lebih dalam tentang topik “Insecurity and Self Acceptance”. Beberapa permasalahan yang kerap dialami mahasiswa juga disinggung pada sesi ini. Kak Gayatri menyampaikan bahwa insecure yang dialaminya merupakan proses untuk menerima dirinya sendiri. “Self acceptance adalah proses belajar seumur hidup. Selama hidup, selalu ada aja yang datang dan dalam proses itu kita makin kenal lagi dengan diri kita dan akhirnya dapat menerima”, tambahnya.
Terkadang ucapan atau perilaku yang kita tunjukkan kepada orang lain kita anggap baik, tidak diterima dengan arti yang sama oleh pendengar. Permasalahan ini dibahas pada sesi kedua yang tidak kalah edukatif oleh kak Samanta. Sesi ini membahas arti dari toxic positivity itu sendiri, juga beberapa kasus yang sering kita temui pada masyarakat yang mungkin saja tidak kita sadari merupakan perbuatan yang dapat melukai suatu pihak. “Pengaruh toxic positivity sendiri di saya seperti merasa adalah dukungan yang semu, merasa hidup itu tidak adil. Namun setelah lebih memahami lagi, saya sadar setiap orang itu beda-beda dan memutuskan untuk melatih dan mengatur ucapan, kata-kata, atau kalimat yang saya gunakan dalam kehidupan sehari-hari positif tapi tidak menjatuhkan pihak lain”, tambahnya.
Dengan diadakannya acara “ABUTMENT: Allow Bridges to Form, Whilst Seeking Your Peace of Mind and Happiness Within You”, peserta diharapkan dapat memahami lebih baik lagi seputar kesehatan mental, khususnya mengenai ‘Insecurity and Self-Acceptance’ dan ‘Toxic Positivity’, serta dapat menjadi pelajaran berharga dalam bertindak dan bersikap dalam kehidupan sehari-hari. Selain itu, acara ini juga diharapkan menjadi salah satu sarana yang dipilih dalam menebar sukacita melalui donasi yang akan diberikan kepada pihak yang membutuhkan.