Mohon tunggu...
Khrisna Pabichara
Khrisna Pabichara Mohon Tunggu... Penulis - Penulis, Penyunting.

Penulis; penyunting; penerima anugerah Penulis Opini Terbaik Kompasianival 2018; pembicara publik; penyuka neurologi; pernah menjadi kiper sebelum kemampuan mata menurun; suka sastra dan sejarah.

Selanjutnya

Tutup

Money Artikel Utama

Akal-akalan Manusia yang Asal-asalan

15 Juni 2017   16:22 Diperbarui: 26 Mei 2019   13:54 570
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi: peta.org

Kita tahu, manusia tergolong makhluk hidup. Ini materi pelajaran biologi yang sudah kita cerap sejak kecil. Sebagai makhluk hidup, manusia setara dengan hewan dan tumbuhan. Pembedanya, manusia dikaruniai akal. Olah akal melahirkan pikiran, olah pikiran menumbuhkan budi.

Anugerah akal jualah alasan sehingga manusia didaulat menjadi khalifah di muka bumi. Suka tidak suka, manusia mesti mendayagunakan seluruh daya akalnya untuk menata dan merawat keseimbangan dan kelangsungan kehidupan seluruh penghuni bumi.

Tak dinyana, akal pula musabab manusia menjadi sewenang-wenang. Kecewa gara-gara sesuatu, binatang yang disalahkan. Anak bandel, anjing dibawa-bawa. Proyek batal, babi diseret-seret. Kesal karena lama menanti seseorang, kampret disebut-sebut.

Ternyata itu belum cukup. Teman pemalu digelari malu-malu kucing; kawan tidak tahu persoalan dinamai kura-kura dalam perahu; sahabat berkhianat disebut serigala berbulu domba. Masih pula ditambah. Lidah ular, otak udang, akal bulus, lelaki buaya, ayam kampus, singa podium, adu domba. Mau menabung saja bawa-bawa celeng.

Sepertinya akal orang yang gemar membawa-bawa binatang saat kecewa, kesal, atau marah perlu dijejali ulang pelajaran biologi. Biar mudah membedakan mana babi mana anjing, mana buaya mana singa, mana serigala mana domba. Atau, disesaki lagi perkara "derajat yang lebih ditinggikan dibanding binatang".

Kandangrindu, Juni 2017

---

Catatan: Tulisan ini dianggit tak seberapa lama setelah hujan reda. Dan, beberapa saat seusai mendengar makian seorang pejalan yang terciprati air dari genangan yang dilindas ban mobil mewah.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun