Mohon tunggu...
Khrisna Pabichara
Khrisna Pabichara Mohon Tunggu... Penulis - Penulis, Penyunting.

Penulis; penyunting; penerima anugerah Penulis Opini Terbaik Kompasianival 2018; pembicara publik; penyuka neurologi; pernah menjadi kiper sebelum kemampuan mata menurun; suka sastra dan sejarah.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

I Maddi Daeng Rimakka dan Tipu-Tipu Belanda

8 Februari 2023   07:35 Diperbarui: 8 Februari 2023   07:46 494
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Lontarak Patturioloang Turatea (Foto: Dok. Pribadi)

1

JIKA I MADDI DAENG RIMAKKA memang benar-benar ada, bukan tokoh fiksi yang mengindahkan sastra tutur Makassar, pada rentang tahun berapakah ia hidup di tengah-tengah masyarakat? 

Pertanyaan itu kerap juga menghantui pikiran saya tatkala mulai serius jatuh cinta untuk menyusuri sejarah Makassar, khususnya sejarah dan peradaban Turatea. Boleh jadi pertanyaan itu mendentur-dentur benak khalayak. Dan, saya dicecar rasa penasaran.

Jadilah saya susur jejak I Maddi sejak 1990. Kala itu, saya masih duduk di bangku Kelas I Sekolah Menengah Karawitan Indonesia (SMKI) Negeri Ujung Pandang. Saya sengaja mengambil Jurusan Teater karena saya ingin mendalami Sastra Daerah. Dari situ bermula pencarian saya. 

Gara-garanya selama tiga tahun saya tampil di TVRI Stasiun Ujung Pandang. Menemani Siradjuddin Daeng Bantang. Guru saya di sekolah sekaligus maestro sinrilik (sastra tutur Makassar). Kami membawakan sinrilik I Maddi Daeng Rimakka.

Tetapi, bagian itu kita tunda dulu.

2

TERSEBUTLAH KISAH Dr. Benjamin Frederik Matthes bertualang ke bagian selatan Semenanjung Sulawesi. Pada 25 September 1864, Matthes dan rombongan berkuda dari Sinjai ke Bantaeng. Mereka ditemani oleh Kapten Artileri Van de Ven, Kuasa Militer Bikeru, yang tengah melakukan inspeksi di Balangnipa dan harus melaksanakan kunjungan kedinasan ke Bantaeng.

Keesokan harinya, 26 September 1864, tibalah Matthes di Allu, Kerajaan Bangkala. Ia punya hubungan akrab dengan pejabat Kuasa Administrasi Militer dan Sipil Turatea, Kapten de Ravallet. Dari Regeerings-Almanak voor Nederlandsch-Indie jaar (1965: 390) diketahui, pada 7 Februari 1864, de Ravallet dilantik menjadi pejabat Kuasa Militer dan Sipil di subdivisi dalam Distrik Selatan Sulawesi. Adapun kontroler dijabat oleh C. A. Wilkens.

Hanya saja ketika Matthes berkunjung ke Cambakalolo, Bangkala, de Ravallet sudah naik pangkat dari Kapten menjadi Mayor. Dalam Regeerings-Almanak voor Nederlandsch-Indie jaar (1968: 403) tercatat, pada 25 November 1864 de Ravallet dilantik menjadi Mayor. Ia mendapat kenaikan pangkat istimewa usai berhasil memadamkan pemberontakan Ratu Binamu dan Raja Bangkala pada 1863.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun