Mohon tunggu...
Khrisna Pabichara
Khrisna Pabichara Mohon Tunggu... Penulis - Penulis, Penyunting.

Penulis; penyunting; penerima anugerah Penulis Opini Terbaik Kompasianival 2018; pembicara publik; penyuka neurologi; pernah menjadi kiper sebelum kemampuan mata menurun; suka sastra dan sejarah.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Artikel Utama

I Maddi Daeng Rimakka, Tokoh Fiksi atau Fakta?

4 Februari 2023   09:46 Diperbarui: 8 Februari 2023   04:05 1694
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi aksara lontarak yang ditaja oleh Syahbandar Daeng Pamatte (Gambar Istimewa)

1

IYAMINNE angkana-kanai bicaranna I Maddi Daeng Rimakka. Apa uruna apa pakarammulana, kere pokokna kere akak malanrakna, kere bunganna kere parekang rappona, na uru niak geak-geak ri Binamu; beserek ri Balandangang.

Panggaukangna minne Karaeng Bodo-bodoa manggaukanga ri Binamu. Pappakontuna I Ballaco Bontotangnga. Sitaba kana I Pada ri Arungkeke, I Ranggong ri Tanatoa, I Cangkiok ri Mannyumbeng, I Rambu Daeng Rimoncong, I Manja Daeng Mannyarang. Angngalle alloi tedongna Karaeng Bontotangnga. Nasamballe tangnga bangngi. Nalontangang danniari. Nanakanre subu-subu.

Pappasaki pole, singarak bangkenna moncong. Nataklannge-rangmi Karaengta Bontotangnga. Nattaoliangmi Maregek Karaeng Bonto. Naik-manaungmi. Susami pakmaikna. Suluk antamakmi. Bussangmi nawa-nawanna. Nasuro kiyokmi Toddok Appaka ri Layu, Lentu, dan Batujala. Suro mappassilayya. Tumalengkongna bicara.

INILAH KISAH yang menuturkan riwayat I Maddi Daeng Rimakka. Apa awalnya apa permulaannya, mana tangkal mana akar meranggasnya, mana kembang mana bakal buahnya, maka bermulalah ricuh di Binamu dan laga di Balandangang.

Adalah perbuatan Karaeng Bodo-Bodoa, pemegang kendali di Kerajaan Binamu. Berdasarkan petunjuk I Ballaco Bontotangnga. Bekerja sama dengan I Pada ri Arungkeke, I Ranggong ri Tanatoa, I Cangkiok ri Mannyumbeng, I Rambu Daeng Rimoncong, I Manja Daeng Mannyarang. Pada siang hari mencuri kerbau milik Karaeng Bontotangnga. Disembelih tengah malam. Dimasak dinihari. Dan disantap subuh-subuh.

Setelah habis bersantap, fajar muncul di kaki bukit. Terdengarlah oleh Karaengta Bontotangnga. Terdengarlah pula oleh Maregek Karaeng Bonto. Naik turunlah [di tangganya]. Galaulah hatinya. Keluar masuk [di pintunya]. Risaulah pikirannya. Beliau bertitah agar segera dipanggilkan Toddok Appaka: Toddok Layu, Toddok Lentu, Toddok Batujala. Duta penasihat. Para juru bicara.

2

SUNGGUH. Manuskrip berbahasa Makassar di atas bukanlah bikin-bikinan saya. Itu saya transliterasi dari naskah sinrilik I Maddi Daeng Rimakka. Naskahnya ada dalam Makassaarsche Chrestomathie oorspronkelijke Makassaarsche Geschriften. Buku itu susunan Dr. Benjamin Frederik Matthes, terbitan tahun 1860, hlm. 357.

Transkripsi dan terjemahan lontarak pada poin 1 saya nukil dari manuskrip lontarak berisikan sinrilik I Maddi Daeng Rimakka. Naskah sinrilik itu termasuk dalam ratusan lontarak yang dikumpulkan oleh Benjamin Frederik Matthes pada kunjungan kerja periode pertamanya, 1848--1858, di Makassar. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun