Mohon tunggu...
Khrisna Pabichara
Khrisna Pabichara Mohon Tunggu... Penulis - Penulis, Penyunting.

Penulis; penyunting; penerima anugerah Penulis Opini Terbaik Kompasianival 2018; pembicara publik; penyuka neurologi; pernah menjadi kiper sebelum kemampuan mata menurun; suka sastra dan sejarah.

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Embun yang Masih Suka Diam-diam Kita Rindukan

26 Mei 2021   19:47 Diperbarui: 26 Mei 2021   19:58 372
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Apa kaulupa memetik embun-embun yang dinginnya, masih suka, diam-diam kita rindukan?

Embun-embun itu berbaris menuju ujung, bertanya-tanya kepada tiap daun, dinihari mana yang telah mengabaikan rindu.

Tiap laut mencintai pantai, tiap akar mengasihi daun. Hanya kita memilih tengkar, dan macam-macam yang bikin luka.

Kita saksikan rembulan padam, pagi tiba dengan sinar pengharapan, lalu matahari menyulap embun: mutiara air mata.

Apa kau tak lupa barisan embun, yang barusan meninggalkan mata kita, dan dingin menyemburkan racun rindu?

Embun-embun itu terbang menuju awang, bertanya-tanya pada tiap bisu langit, hujan mana yang gemar mengabarkan rindu.

Tiap hujan memahami syahdu, tiap senja memaklumi rindu. Sedang kita memilih cemburu, dan macam-macam yang bikin sendu.

Kita saksikan matahari tenggelam, malam tiba dengan gelap pengharapan, lalu rembulan menyuling embun: mata air kehilangan.

Apa kau sudah lupa memetik embun-embun, yang dinginnya suka diam-diam masih kita rindukan?

Mei 2015

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun