Mohon tunggu...
Khrisna Pabichara
Khrisna Pabichara Mohon Tunggu... Penulis - Penulis, Penyunting.

Penulis; penyunting; penerima anugerah Penulis Opini Terbaik Kompasianival 2018; pembicara publik; penyuka neurologi; pernah menjadi kiper sebelum kemampuan mata menurun; suka sastra dan sejarah.

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Menyeru Waktu dari Bibir Sendu

19 Mei 2021   18:34 Diperbarui: 19 Mei 2021   18:35 317
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cahaya di sela rimbun daun (Foto: depositphotos.com)

Subuh, sudahkah kaubangunkan Harapan yang lelap di kamar Putus Asa? Katakan kepadanya. Aku ingin mengajaknya berguru pada semangat matahari yang tak letih memulai hari.

Siang, susahkah kauingatkan Sunyi yang termangu di beranda Takberdaya? Bisikkan ke kupingnya. Aku ingin mengajaknya berguru pada tabah awan yang tak lelah dipermainkan angin.

Petang, sudilah kaukirim Terang ke keluk ingatannya yang berkeriut di tenang Senja. Sertakan padanya: kegembiraan menanti beduk magrib bagi perantau yang galau dibekuk rindu.

Malam, sukalah kaubawakan Senang pada kenangannya yang tercengang di pelukan Nasib Buruk. Ikutkan pula: Cemas yang menyelinap ke palung mimpiku dan ingin pulang ke hatinya yang paling.

Dinihari, sucikah bibit Nestapa yang kauhadiahkan bagiku di bibir beranda? Akan kusemai bibit itu di dada rapuhku. Biar tumbuh tabah, biar subur sabar.

Waktu, sulaplah aku menjadi embun yang sekarat di tepi daun, lalu jatuh ke tanah sebagai basah bagi rekah.

Dukuh Rindu, 2021

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun