Kelak, anak-anak inilah yang akan mengharumkan nama Kampung Borongtammatea (Foto: Daeng Sibali)
Bagi perantau, tidak ada hal paling menyedihkan dari Ramadan selain rindu kampung halaman. Masa pandemi menambah-nambah pilu. Ingin pulang, Pemerintah melarang. Ingin bandel, korona mengintai. Lebaran pun akhirnya di tanah rantau.
Hanya doa yang pulang ke kampung halaman. Hanya doa yang mampu melipat jarak dari tanah rantau hingga tanah kelahiran. Hanya doa yang bisa menghangatkan hati yang disesaki rindu. Hanya doa yang menguatkan tubuh tabah para perantau.
Sebagai perantau, saya juga begitu. Tidak ada mal di kampung saya. Jangankan mal, pasar saja tidak ada. Namanya juga kampung. Meski begitu, saya tetap saja ingin berada di kampung, hari ini, siang ini, menunggui kenangan dan memunguti nostalgia.
Masjid Nurul Muhammad Borongtammatea ketika malam tiba (Foto: Ryan Afrianto)
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!