Mohon tunggu...
Khrisna Pabichara
Khrisna Pabichara Mohon Tunggu... Penulis - Penulis, Penyunting.

Penulis; penyunting; penerima anugerah Penulis Opini Terbaik Kompasianival 2018; pembicara publik; penyuka neurologi; pernah menjadi kiper sebelum kemampuan mata menurun; suka sastra dan sejarah.

Selanjutnya

Tutup

Bola Pilihan

Manchester Merah Seri, Pep: Pucuk, Pucuk

31 Januari 2021   03:27 Diperbarui: 31 Januari 2021   03:45 435
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Laga Arsenal dan MU berakhir seri (Foto: AP/Andy Rain)

JIKA ingin merebut puncak klasemen, mau tidak mau Manchester United harus menang saat bertandang ke kandang Arsenal. Tim asuhan Ole itu sudah tertinggal empat angka dari tetangga. Sayangnya, menang melawan Arsenal bukan perkara mudah.

Apalagi Manchester Biru, tetangga Manchester Merah yang berisik, sedang tangguh-tangguhnya. Sudah 12 laga dengan kemenangan. Capaian yang luar biasa. Arsenal adalah tim Liga Premier terakhir yang berhasil memenangi 12 laga di semua kompetisi pada rentang Agustus hingga Oktober 2007.

Kemenangan melawan juru kunci klasemen sementara, Sheffield United, membuat City nyaman di puncak klasemen. Laga yang berlangsung di Stadion Etihad (Sabtu, 30/1/2021) berakhir dengan skor 1-0 untuk tim besutan Pep Guardiola. Dengan 44 poin, City mengambil jarak dari tetangga.

Meskipun menyimpan Raheem Sterling, Malaikat Biru tetap perkasa di kandang sendiri. Sejak sepak mula, City langsung menggeber serangan. Sembilan menit laga berjalan, Jesus berhasil mengoyak jala lawan. Skor 1-0 bertahan hingga laga berakhir. Gol semata wayang Jesus sudah cukup untuk meraup tiga angka.

Selain 12 kali menang di semua kompetisi, City juga memperlihatkan ketangguhan pertahanan. Sisi yang rentan pada musim lalu kini sudah diperbaiki. City berhasil melalui 20 laga tanpa gol kemasukan musim ini. Prestasi terbaik dibanding klub lain di lima liga teratas Eropa.

Kemenangan dan kegemlangan Manchester Biru itulah yang menambah berat beban di pundak pemain Manchester Merah. Di dasar hati mereka berkata, "Kita harus menang. Kalau tidak, tetangga makin berisik."

***

Gelandang MU McTominay berebut bola dengan penyerang Arsenal Lacazette (Foto: AFP/Pool/Andy Rain)
Gelandang MU McTominay berebut bola dengan penyerang Arsenal Lacazette (Foto: AFP/Pool/Andy Rain)

SELISIH angka yang terus bertambah, kemenangan yang mesti diraih jika ingin menipiskan jarak, serta tuan rumah yang berusaha tampil mati-matian setelah keteteran dalam beberapa laga, membuat Manchester Merah harus bermain habis-habisan.

Pada menit-menit awal, Setan Merah langsung mengurung pertahanan Arsenal. Namun, tidak ada celah sedikit pun untuk menciptakan peluang. Bahkan, Arsenal beberapa kali mengancam pertahanan MU dengan serangan dari sayap. Pos yang ditempati Rowe dan Pepe berkali-kali menebar waswas di dada bek MU. Shaw mesti berjibaku mengadang laju Pepe.

Pada menit 20, harapan suporter MU untuk menyaksikan gol tercipta hampir menjadi kenyataan. Tendangan pojok Shaw tidak berhasil diamankan dengan baik oleh pemain Arsenal. Bola liar pun jatuh di kaki Fred. Sepakan ke arah kiri atas gawang mampu ditip dengan baik oleh Bernd Leno, kiper Arsenal.

Sebelas menit kemudian, menit 31, gantian pemain Arsenal yang membuat jantung David de Gea berdegup lebih kencang daripada biasanya. Pepe menusuk dari sisi kanan, meliuk-liuk mendekati garis pertahanan Setan Merah, lalu mencari peluang, tetapi tembakannya masih melenceng.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun