Pada satu petang yang mencengangkan, kita berdebat tentang siapa yang paling rindu di antara kita. Ketika itu tepi laut kehilangan kamu dan aku, pasir mulai kehilangan jejak-jejak kakimu dan kakiku, senja pelan-pelan kehilangan kehangatan kita. Aku menunggu jawabanmu: Tahukah kamu apa itu kangen?
Karena matahari yang tenggelam, karena ombak yang menepi, karena senja yang mulai datang selalu menggumamkan rindu, karena camar yang berbaris pulang tidak membawamu, malam hanya sudi menyuguhkan muram dan suram.
Aku punya dada paling tabah atas kepergianmu. Aku punya tubuh paling tabah menunggu kepulanganmu ke hatiku. Adakah kamu tahu kenapa matahari luluh? Adakah kamu tahu kenapa senja luluh? Adakah kamu tahu kenapa rinduku luluh?
Jika kamu ingin melihat senja paling senja, datanglah ke mataku; jika kamu ingin melihat kangen paling kangen, menetaplah di hatiku; jika kamu ingin luluh dalam jiwaku, bermukimlah di jantungku--jantung yang selalu memanggil namamu lebih sering daripada detaknya sendiri.
2016