Mohon tunggu...
Khrisna Pabichara
Khrisna Pabichara Mohon Tunggu... Penulis - Penulis, Penyunting.

Penulis; penyunting; penerima anugerah Penulis Opini Terbaik Kompasianival 2018; pembicara publik; penyuka neurologi; pernah menjadi kiper sebelum kemampuan mata menurun; suka sastra dan sejarah.

Selanjutnya

Tutup

Music Pilihan

Bunyi Puisi di Jari Pianis Genius

27 September 2020   08:22 Diperbarui: 27 September 2020   12:53 589
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ananda Sukarlan namanya. Ia seorang komposer. Orangnya membosankan. Ya. Itu pengakuannya sendiri. Bagi saya, tidak. Ia seorang pianis genius. Ia seorang musisi andal. Jari-jemarinya midas. Apa saja yang tersentuh kontan berubah menjadi bunyi.

Gagang pintu. Cangkir kopi. Keset kaki. Semua bisa menjadi nada di tangannya. Apalagi puisi. Kata-kata yang bergerak dan berbunyi digubahnya menjadi nada-nada yang beralun dan bernyawa. Alun simfoninya tidak tanggung-tanggung, karena selalu memanjakan telinga.

Dokumen Pribadi
Dokumen Pribadi
Pianis yang bolak-balik Indonesia-Spanyol itu kembali bikin gebrakan. Kali ini, beberapa sajak karya pensyair dari antero dunia ia alih bunyikan. Dari kata ke nada. Dari spasi ke not. Dari cinta ke cinta. Bukan itu saja. Konsernya pun unik. Latarnya Candi Prambanan.

Sungguh bikin penasaran. Entah bagaimana kesendirian dan kematian dalam sajak-sajak gubahan Emily Dickinson bergema di tuts piano. Entah seperti apa nanti romantisisme dan idealisme anggitan Miguel Cervantes melengking di tangan Ananda. Entah bagaimana pula bunyi kunang-kunang dan air mata dalam sajak karangan Jose Luis Mejia beralih menjadi simfoni.

Foto: Ananda Sukarlan
Foto: Ananda Sukarlan
Bukan itu saja. Saya juga menunggu-nunggu akan seperti apa nanti sajak karya Hasan Aspahani didedah menjadi nada. Entah sajak yang mana pula. Saya juga menanti-nanti akan seperti apa harmoni rasa dalam sajak karya Sapardi Djoko Damono menari-nari di jari-jari Ananda.

Ada satu kabar yang benar-benar membuat saya deg-degan. Dada saya berdebar tambah kencang. Ya. Saya tidak mengada-ada. Sajak besutan saya, Pohon Duka Tumbuh di Matamu, nanti malam akan ikut dilantunkan oleh penyanyi tenor idola, Widhawan Aryo Pradhita. Sungguh mendebarkan.

Dokumen Olah Pribadi
Dokumen Olah Pribadi
Bohong besar jika saya mengatakan bahwa saya merasa biasa-biasa saja. Rasa ingin tahu beraduk dengan rasa haru di dasar kalbu. Bayangkan "sebatang duka tumbuh di mata", "fotosintesa dari air mata", "mengisap sari ketabahan", dan "bunga pohon duka" berubah menjadi simfoni.

Bayangkan juga bagaimana proses "mencangkokkan rindu ke cabang-cabang pohon duka" terlukis lewat tarikan not demi not. Belum lagi "cinta yang suka merawat takdirnya sendiri", "sari air mata", "buah pohon duka", hingga "pohon duka tak kenal musim yang tumbuh sesukanya di dada".

Saya pengagum Ananda Sukarlan. Saya penyuka musik klasik. Rasa kagum saya kepada Ananda jelas karena dia komposer musik klasik yang genius. Si Bontot dari tujuh bersaudara itu gemar bikin rumah berisik dengan permainan pianonya. Kakaknya yang les piano, ia yang kecanduan.

Foto: Ananda Sukarlan
Foto: Ananda Sukarlan
Rasa penasaran terus mendentur-dentur dada saya. Betapa tidak, Ananda bermain musik dengan latar Candi Prambanan. Syahdu. Magis. Sakral. Bulu roma di sekujur tubuh saya pasti berdiri saat menonton Konser Tur 2020 Rapsodia Nusantara itu.

Nanti malam, di kanal youtube/budayasaya, Grand Piano Sjuman-Renanda SR1928 The Awekening akan tarpajang megah di pelataran Candi Prambanan yang mewah. Piano itu karya asli putra Pertiwi. Buah tangan Aksan Sjuman dan Raul Renando itu disebut-sebut sebagai salah satu piano terbesar di antero dunia.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Music Selengkapnya
Lihat Music Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun