Mohon tunggu...
Khrisna Pabichara
Khrisna Pabichara Mohon Tunggu... Penulis - Penulis, Penyunting.

Penulis; penyunting; penerima anugerah Penulis Opini Terbaik Kompasianival 2018; pembicara publik; penyuka neurologi; pernah menjadi kiper sebelum kemampuan mata menurun; suka sastra dan sejarah.

Selanjutnya

Tutup

Bahasa Artikel Utama

Tanpa Konjungsi, Penulis Menyiksa Diri Sendiri

24 Agustus 2020   11:26 Diperbarui: 24 Agustus 2020   22:00 3439
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Mengetik tanpa tanpa rasa takut buntu (Foto: Kompas.com/Oik Yusuf)

Ketika kalian terbata-bata berpindah dari satu kalimat ke kalimat yang lain, boleh jadi karena kalian tidak cekatan menggunakan konjungsi. Mungkin dalam satu atau dua kali percobaan kalian merasa belum ada perbedaan, itu sah-sah saja. Murid Shaolin saja mesti latihan mengangkat air untuk melatih keseimbangan. Kalau mau hasil yang instan lebih baik ke dapur saja memasak mi.

Ada juga konjungsi antarkalimat yang tidak diikuti oleh tanda koma. Silakan lihat daftarnya pada tabel berikut.

Dokumen Pribadi
Dokumen Pribadi
Perhatikan, Kawan. Tercatat 66 konjungsi antarkalimat yang tidak diikuti oleh tanda koma. Silakan diulik, dibongkar-bangkir, dan dipraktikkan saat menulis. Jika kalian fasih menggunakan 66 konjungsi itu maka 66 kalimat sudah pasti dapat kalian rangkai.

Tidak percaya? Silakan simak contoh di bawah ini.

Adalah aku yang benci dirisak gara-gara Neymar menangis. Sesungguhnya aku sendiri yang sering berkoar-koar tentang Neymar yang ngeyel. Sungguhpun Neymar menangis gara-gara kalah di laga final, tidak ada hubungannya denganku. Kalaupun aku mengalami hal serupa, aku tidak secengeng itu.

Pada contoh kedua di atas saya sengaja menggunakan kalimat yang sama. Perbedaannya hanya pada konjungsi apa yang saya gunakan pada awal kalimat. Bayangkan sekarang kuasa konjungsi jika kalian menguasai 104 kata sambung antarkalimat di atas.

Coba silakan hitung sekarang berapa kalimat yang kalian butuhkan dalam satu artikel? Kalau cuma 100 kalimat, enteng nian. Sekali duduk saja satu artikel sudah bisa kalian selesaikan. Saya pertegas: dalam sekali duduk.

Sekarang bayangkan jika kalian mahir menggunakan konjungsi antarkalimat yang diikuti tanda koma dan yang tidak diikuti tanda koma. Alangkah! Kalian bakal mengalami kemudahan seperti pengemudi yang melesat di jalan tol yang sedang lengang. Sudah bebas hambatan, lengang pula.

Masih sangsi? Silakan simak contoh berikut.

Adalah aku yang benci dirisak gara-gara Neymar menangis. Akan tetapi, aku sendiri yang sering berkoar-koar bahwa Neymar itu ngeyel. Sekalipun demikian, Neymar menangis gara-gara kalah di laga final tidak ada hubungannya denganku. Kalaupun aku mengalami hal serupa, aku tidak secengeng itu.

Kelihatannya mudah, ya? Memang mudah, Bro. Segala hal yang kalian kuasai niscaya akan mudah kalian lakukan. Hanya saja, jangan terus-terusan lewat di jalan yang sama. Sekali-sekali kalian harus mencoba jalan berbeda, tidak apa-apa berkelok-kelok, supaya kalian mengetahui ada banyak jalan ke tempat yang kalian tuju.

Hal serupa berlaku pada gebetan kalian. Jika satu cara tidak mampu melunakkan hatinya, coba lagi cara yang lain. Masih gagal, coba lagi. Jangan menyerah. Gagal lagi, coba lagi. Kalaupun terus gagal, setidaknya dia akan mengenangmu sebagai pejuang cinta yang gigih. Jangan buru-buru ke dukun terus merapal mantra pengasih.

Konjungsi juga begitu. Bahkan menulis pun begitu. Harus banyak menguji. Mesti banyak mencoba. Unjuk gigih dulu baru unjuk gigi. [kp]

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bahasa Selengkapnya
Lihat Bahasa Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun