Jangan disangka enteng menjalani kegagalan. Pengalaman gagal memang berpotensi mengesankan, tetapi sekaligus mengesalkan. Mengesankan karena sejarah akan mencatat riwayat ketabahan, mengesalkan karena waktu merekam jejak kekalahan.
Akan tetapi, itu belum seberapa. Beliau masih menanggung pilu pemilih, maka lahirlah narasi pantang menyerah. Memang beliau punya bakat luar biasa dalam perkara pantang menyerah. Renungkan saja. Beliau tetap bertahan hidup meski harus mengungsi ke Yordania. Jangan dikira beban diberhentikan selaku perwira tinggi itu persoalan ringan. Berat, Tjuy!
Demi memuaskan gairah pemilih, beliau pun mengalirkan narasi curang. Lagi-lagi yang di sekitar beliau kurang sigap. Isu tujuh kontainer menguap begitu saja karena tidak didukung data yang cukup. Penggelembungan suara pun susah dibuktikan. Satu-satunya yang melegakan adalah kasus salah input data di Situng KPU. Perih, kan?
Sungguh tidak mudah menjadi Prabowo.Â
Maka dari itu, berhentilah meledek beliau. Apalagi sampai ogah memberi tahu beliau soal pencapresan pada Pilpres 2024 nanti. Itu kebangetan. Kalau sekarang beliau gagal, peluang besar justru ada pada Pilpres 2024.
Ayolah belajar berempati pada siapa saja yang berkali-kali gagal. Cinta yang gagal saja menyakitkan, apalagi gagal menjadi presiden. [khrisna]