Mohon tunggu...
Khrisna Pabichara
Khrisna Pabichara Mohon Tunggu... Penulis - Penulis, Penyunting.

Penulis; penyunting; penerima anugerah Penulis Opini Terbaik Kompasianival 2018; pembicara publik; penyuka neurologi; pernah menjadi kiper sebelum kemampuan mata menurun; suka sastra dan sejarah.

Selanjutnya

Tutup

Raket Pilihan

Duo Minions dan Tradisi Emas Bulu Tangkis

6 Agustus 2018   07:33 Diperbarui: 6 Agustus 2018   07:53 753
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber Foto: tribunnews.com

~ Kevin Sanjaya Sukomuljo, Pendekar Duo Minions

Duo Minions dan Hikayat Emas Ganda Putra

Kevin dan Marcus boleh mengacu pada sajak Adimas. Agar aku tak salah dalam hidangkan menu. Sebagai atlet yang sudah pontang-panting di rimba bulu tangkis, ketidakhadiran musuh bebuyutan dari Denmark bukanlah garansi niscaya meraih medali emas.

Masih ada pebulu tangkis dari Tiongkok, Malaysia, dan Jepang. Duo Minions pernah merasakan pahitnya kalah, jangan sampai salah strategi. Harus mengenal lawan hingga ke akar. Pendek kata, harus tahu beda yang jelas antara debu dan abu. Begitu ungkap Adimas lewat sajak yang sama.

Duo Minios harus cermat memilih lauk yang tak membuat alergi. Keduanya mesti mengulik hikayat kehebatan ganda putra dalam mendulang medali emas. Indonesia negara tersukses di sektor ganda putra Asian Games.

Rekor pendahulu Duo Minions sangat mentereng. Sejak Asian Games 1962, cabang bulu tangkis sudah dipertandingkan sebanyak 14 kali. Ganda putra Indonesia berhak atas tujuh medali emas, disusul Malaysia (4), kemudian Korea (2), lalu Tiongkok (1). Dengan kata lain, baru empat negara yang mampu mencicipi medali emas ganda putra.

Kejayaan Indonesia di sektor ganda putra bermula pada Asian Games 1974 di Teheran, Iran. Pasangan Tjun Tjun/Johan Wahyudi berhasil mengibarkan bendera Merah Putih di podium juara.

Riwayat juga mencatat nama Christian Hadinata dengan tinta emas. Sang maestro dua kali mencicipi gelar medali emas dengan pasangan berbeda. Emas pertama diraih Christian di Asian Games Bangkok 1978 saat berpasangan dengan Ade Tjandra. Empat tahun kemudian, Asian Games 1982, sang maestro berdampingan dengan Icuk Sugiarto di podium juara.

Kisah medali emas dengan pasangan berbeda bukan hanya dicatat oleh Christian Hadinata. Pada Asian Games Guangzhou 2010, Hendra merengkuh medali emas bersama Markis Kido. Empat tahun setelahnya di Asian Games Incheon 2014, Hendra bersisian dengan Mohammad Ahsan saat dikalungi medali emas.

Duo Minions pun mesti berguru pada kegemilangan Rexy Mainaky/Ricky Soebagdja. Betapa tidak, Rexy/Ricky berjaya dari turnamen ke turnamen. Malahan meraih medali emas di Olimpiade 1996 Athena. Pasangan itu pula yang mengakhiri puasa emas ganda putra kita di Asian Games. 

Pada Asian Games 1986, medali emas direbut pasangan Park Jo-boong/Kim Moon Soo (Korsel), sedangkan di Asian Games 1990 dimiliki oleh Li Yongbo/Tian Bingyi (Tiongkok). Rexy/Ricky menyabet emas ganda putra di Asian Games 1994 dan 1998.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Raket Selengkapnya
Lihat Raket Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun